Seseorang yang terjebak pada saat hujan turun dan mencoba membandingkan kehidupannya dengan derasnya hujan.
Mereka tertawa lirih. Dan ketika hujan perlahan reda, cahaya kuning dari lampu-lampu Jalan Mangga tampak lebih hangat dari biasanya.
ketulusan, adalah doa yang diam-diam menyala di tengah riuh dunia yang serba meminta.
Harapan agar kerinduan yang telah lama terpendam bisa tercurahkan dengan pertemuan.
Debu pun mulai panik. Ke mana lagi mau berisik terbang. Namun rumput tertawa
RESENSI1.Judul:Badai Yang Reda2.Identitas karyaJudul:Badai Yang RedaPenulis:Fauzia ALINK:https://www.brainacademy.id/blog/contoh-cerita-pendek3.Sinops
Hujan yang tak kunjung reda sering kali kita anggap sebagai gangguan dalam rutinitas harian.
Jaksa Agung Muda Intelijen Prof. Dr. Reda Manthovani Raih Penghargaan Kolumnis Inspiratif dari Hukumonline 2024
Puisi ini berkata bahwa hujan hanya berniat untuk behenti sejenak saja.
Malam ini kutunggu hujanmu reda, semoga bintang asa dan rembulan penghangat jiwa
Tangismu, gemuruh di malam yang sunyi. Namun biarkan fajar membawa sinar harapan.
Kapan kau reda, senja yang meredup, Seiring perlahan mentari bersembunyi.
Hujan memberikan rahmat bagi penghuni bumi. Maka, nikmati dan bersyukurlah!
Tangismu panjang merangkul segala ketakutan. Doamu lirih meredakan gemuruh yang menyakitkan
Hanya diam, tak berkata sepatahpun itu caraku untuk ditimu
atas nama cinta kusodorkan segenap hatiku, basahilah dengan maafmu, aku tak mampu meredakan cinta ini bersama hujan
Ku Bersabar Menunggu Hujan Reda Dan saat hujan reda dan keperluan akan tercapai, aku berkompromi dengan hatiku ...
Pancaroba dan dinamika hubungan dengan segala proses di dalamnya mengantarkan pada komitmen menjadi sepasang kekasih.
Kubuka jendela Ah, hujan belum juga reda Aku tak mungkin berbasah Dengan membawa luka