Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Paradoks Pagi

21 November 2020   07:00 Diperbarui: 21 November 2020   07:13 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paradoks Pagi

Kokok ayam menyadarkan jika pagi telah tiba
dan matahari memancarkan lembut sinarnya

Suara burung - burung pipit bersahutan di balik jendela
dan gemericik air luruh dari daun - daun akasia

Semburat cahaya menembus lubang - lubang dinding
Menggoda bangkit dari hangat pembaringan

Masih tersisa api unggun
Semalam suntuk membara; menemani sunyi pengembaraan

Ada yang masih terlelap dalam tidurnya
Potret cantikmu di beranda

Ada yang masih enggan bangkit dari lelapnya
Sepeda tua warisan ayah di kolong rumah

Semua mimpi telah tersusun rapi
Tentang rencana - rencana matang untuk pergi

Menyisir dunia
Menjemput rezeki secepat cahaya

Tanpamu, hari tetap berlanjut
meski hati tak merasakan taut

Hendak ku taklukkan takdir
Sekiranya Engkau merapal hadir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun