Ini bukan kebetulan.
Ini adalah keadilan yang dibalik.
Keadilan yang dibeli dengan harga darah.
Pertobatan Ekologis: Bukan Gerakan, Tapi Doa yang Menjadi Tindakan
Lalu, apa yang harus kita lakukan?
Bukan hanya memungut sampah.
Bukan hanya memakai tas kain.
Bukan hanya menandatangani petisi.
Tapi berubah dari dalam.
Pertobatan ekologis bukan tentang teknologi.
Ia tentang hati yang kembali menyadari bahwa segala sesuatu saling terhubung.
Menanam pohon? Itu doa.
Mengurangi konsumsi? Itu doa.
Berbicara kepada orang yang meremehkan iklim? Itu doa.
Memilih membeli produk lokal, bukan impor yang menghabiskan energi ribuan kilometer? Itu doa.
Mendengarkan tangisan nelayan, petani, atau korban Lumpur Lapindo,
dan tidak berpura-pura tidak mendengar? Itu doa.
Paus Fransiskus tidak menawarkan solusi instan.
Ia menawarkan jalan spiritual:
"Kembalilah ke sederhana.
Kembalilah ke kehidupan yang penuh syukur.
Kembalilah ke hubungan, bukan dominasi."
Dan inilah yang paling radikal:
Kasih adalah tindakan paling revolusioner di era ini.
Solidaritas Universal: Kita Bukan Sendiri
Krisis iklim bukan masalah Indonesia.
Bukan masalah Amerika.
Bukan masalah perusahaan minyak.
Ini adalah masalah umat manusia.
Laudato Si' mengajak semua,
umat Katolik, Muslim, Buddha, Hindu, Konghucu, Aliran Kepercayaan, ateis,
para ilmuwan, politisi, pedagang kaki lima,
anak-anak yang bermain di tepi sungai:
untuk duduk bersama.
Bukan sebagai lawan,
bukan sebagai korban,
tetapi sebagai keluarga.