Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Teacher St Bellarminus-Jakarta, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi HUT RI 2025: Antara Ritual Seremonial dan Tekad Berkontribusi

17 Agustus 2025   22:06 Diperbarui: 17 Agustus 2025   22:06 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kemerdekaan. (Sumber: https://www.detik.com/jateng/berita/d-6856745/10-ide-tema-acara-peringatan-hut-ke-78-ri-dan-maknanya)

Setiap tahun, momen 17 Agustus melalui peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Bangsa Indonesia selalu membawa perasaan yang berbeda bagi saya. 

Ketika melihat ragam perayaan di lingkungan sekitar, mulai dari pengibaran bendera Merah Putih di pagi hari, berbagai lomba, hingga kemeriahan suasana lingkungan tempat tinggal, saya merasakan bahwa kemerdekaan sungguh merupakan anugerah luar biasa yang Tuhan berikan kepada Bansga Indonesia. 

Melalui usaha yang gigih, perjuangan, pengorbanan, dan darah para pahlawan terdahulu, bangsa ini dapat melakukan banyak hal untuk perkembangan dirinya. Perjuangan para pahlawan dan pendiri bangsa ini menggambarkan kenyataan dimana mereka menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, dan rela mengorbankan nyawa demi mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka. 

Peristiwa ini menyiratkan sebuah pembelajaran bagi setiap pribadi sebagai warga negara, bahwa kebebasan yang kita nikmati ini bukanlah sesuatu yang datang secara cuma-cuma. Peristiwa ini adalah momen penuh makna yang mengundang saya untuk berhenti sejenak dan merenung tentang makna kemerdekaan sejati bagi bangsa dan diri saya secara pribadi.

Rasanya perlu merefleksikan momen ini bahwa hari kemerdekaan Indonesia bukan sekadar perayaan rutinitas belaka. Kebebasan dan kemerdekaan ini bukan sesuatu yang diberikan secara mudah oleh orang lain.  Ada tanggung jawab moral yang harus saya dan banyak orang emban sebagai generasi penerus bangsa. 

Baca juga: Tikar Meja Makan: Tempat Melanjutkan Tradisi dan Membangun Ikatan Keluarga

Peristiwa peringatan hari kemerdekaan ini membawa saya pada kenangan masa kecil, ketika orang tua dan para guru selalu mengajarkan tentang nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa yang penuh semangat. Nilai-nilai itu kini semakin terasa penting di tengah tantangan zaman yang terus berubah. 

Menurut saya, merdeka bukan hanya soal terbebas dari penjajahan secara fisik. Merdeka tidak berarti juga sebagai kebebasan untuk melakukan sesuatu sebebas-bebasnya. Orang merdeka bukan sekedar penikmat kemerdekaan dengan melakukan upacara rutin, mengikuti perlombaan, dan sebagainya.

Merdeka juga soal kebebasan berpikir, mengekspresikan diri, dan berkontribusi tanpa rasa takut atau ragu. Saya menyadari, bahwa   menjadi bagian dari Indonesia, sesungguhnya adalah soal bagaimana ikut berkontribusi atau mengambil bagian, sekecil apa pun peran yang dapat saya lakukan. 

Ilustrasi berkontribusi. (Sumber: https://www.lamurionline.com/2019/12/menerima-dan-memberi.html)
Ilustrasi berkontribusi. (Sumber: https://www.lamurionline.com/2019/12/menerima-dan-memberi.html)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun