Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Teacher St Bellarminus-Jakarta, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi HUT RI 2025: Antara Ritual Seremonial dan Tekad Berkontribusi

17 Agustus 2025   22:06 Diperbarui: 17 Agustus 2025   22:06 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kemerdekaan. (Sumber: https://www.detik.com/jateng/berita/d-6856745/10-ide-tema-acara-peringatan-hut-ke-78-ri-dan-maknanya)

Coba kita bayangkan, dunia yang modern saat ini dipenuhi tantangan seperti globalisasi, perbedaan pendapat, serta masalah sosial dan ekonomi. Kalau semangat kemerdekaan tidak kuat dimaknai dan dihayati, bangsa kita akan mengalami tantangan yang tidak sederhana. Inilah hal yang harus terus ditanamkan dengan cara-cara yang relevan kepada generasi milenial sekarang.

Menurut saya, merdeka secara sederhana dapat dilakukan dengan menjaga martabat baik pribadi maupun bangsa, serta memberi kontribusi nyata bagi bangsa dan negara. Menjaga keutuhan dan persatuan bangsa, melestarikan alam dan budaya, serta terlibat dalam pembangunan adalah contoh kontribusi yang bisa dilakukan. 

Peran-peran sederhana ini, mestinya bisa dilakukan bersama-sama oleh setiap orang. Setiap tindakan kecil yang positif sebenarnya adalah bagian dari membangun Indonesia yang lebih baik. 

Saya sebenarnya merasa miris melihat tingkah laku sebagian warga negara yang tidak visioner atas kemajuan bangsa. Iri hati dan dengki, serta keinginan untuk berkuasa selalu menjadi tujuan utama untuk berkontribusi pada negara. Kepentingan kelompok dan ingin mencari keuntungan pribadi masih menjadi hal yang diperjuangkan sebagian orang.

Dalam hal kepemimpinan nasional misalnya, sebenarnya siapapun yang memerintah bangsa ini tidak menjadi persoalan, sejauh kontribusi yang diberikan adalah bagi kemajuan bangsa bukan untuk mencari sumber penghasilan pribadi. 

Baca juga: Membangun Karakter Dasar, Usaha Berkelanjutan Bagi Perkembangan Siswa

Saya menyadari bahwa tidak ada orang yang suci di dunia ini selain orang-orang yang selalu mengarahkan dirinya untuk membersihkan dirinya baik pikiran, hati dan tindakannya.

Hari ini saya pun memberanikan diri untuk bertanya pada diri sendiri, "Sudahkah saya memaknai kemerdekaan ini dengan benar? Apakah saya sudah berbuat sesuatu untuk bangsa ini, sekecil apapun?" Saya merasa termotivasi untuk terus berkembang, berkontribusi, dan menjaga persatuan bangsa, meski tantangan pasti selalu ada.

Akhirnya, Hari Kemerdekaan menjadi ajakan untuk bersyukur atas segala pencapaian, memurnikan niat, dan menguatkan tekad agar kita tidak terjebak dalam rutinitas seremonial semata, melainkan turut mengambil bagian dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Kemerdekaan akan terus hidup jika kita terus menjaga semangat dan nilai perjuangannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dirgahayu bangsaku, jayalah Indonesia menuju Indonesia Emas.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun