Mohon tunggu...
Alfitria Hasanah
Alfitria Hasanah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Aktivis

Pengarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kumpulan Puisi Patah Hati yang Menyentuh

13 Oktober 2021   21:37 Diperbarui: 13 Oktober 2021   21:51 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

1. Puisi : Pemberhentian Perasaan

Di dalam perjalanan pemberhentian perasaan

dada terasa begitu sesak.

Air mata terjatuh tanpa alasan yang jelas

hati terus menggebu-gebu 

pikiran selalu berkeliaran.

Sering kali aku bertanya pada diriku sendiri

tentang bagaimana bisa saya menaruh perasaan padamu?

Saat ini, pikiranku sedang mengingat keras

akan sebenarnya siapa kita?

Aku membuka kembali keseluruhan galeri lama tentangmu.

Dengan ketidaksadaran aku menghapus keseluruhan memori tentangmu.

Aku membaca kembali tulisan-tulisan tentangmu.

Aku lupa bahwa kita hanya sekadar kenal, tidak lebih dari itu.

Wahai Tuan, 

sungguh aku tidak mengerti akan perasaanku.

Berjumpa dengan tuan yang lain

namun hatiku tak mampu berpaling.

Dan kini tidak pernah kukira,

bertahun-tahun aku hanya berada dalam kesia-siaan.

2. Puisi : Rasa yang telah Usai

Apakah segalanya akan usai, An?

Datanglah padaku sekejap saja

untuk memastikan bahwa segalanya akan tetap berlanjut.

Ruang hatiku sudah menumpuk penuh,

akan rindu yang tidak tertuaikan.

Kau pamit dan juga belum kunjung kembali.

An, Bukankah perbedaan dapat disatukan?

bukankah ketidakpantasan dapat dipantaskan?

Tolong, jangan matikan situasi yang ada,

tidak masalah jika kau tak menyelipkan tanya disetiap tanyaku

namun setidaknya jangan membuatku merasa dirimu tidak pernah ada.

Sudah kesekian kalinya,

aku mencari kehadiranmu.

Salahkah bila aku mencintaimu?

Semesta telah mempertemukan kita

lalu apakah takdir akan memisahkan kita?

3. Puisi : Angan dalam memilikimu

Malam ini hujan menemaniku,

mengikuti kisahku tanpa harus kuceritakan.

Tuan, mencintaimu adalah suatu hal yang indah

dekat denganmu terasa aman dan nyaman.

Memilikimu adalah ketidaksadaran hati yang terus berangan-angan.

Cinta telah menggelapkan hatiku,

membuat waktuku terbuang begitu saja.

Sungguh, An

aku tidak pernah memaksamu untuk membalas cintaku.

Karena kini kusadari,

perasaan tidak harus berjalan tanpa henti.

Mengikhlaskanmu adalah suatu tindakan yang sedang kujalani.

Berharap hati yang mulai mengosong ini

tidak ditempati oleh seseorang yang salah.

4. Puisi : Melapaskanmu

Tuan,

di lembaran kertas dengan tinta hitam ini

Pun di dalam sajak yang kutuju untukmu

Sungguh aku telah melepaskanmu.

Melepaskanmu yang tidak pernah kugenggam.

Sulit bagiku untuk melakukannya

sakit bagiku untuk merasakannya.

Tetapi aku tidak memiliki banyak waktu

untuk menyimpan perasaan yang tidak pernah pasti adanya untukku.

Mungkinkah kisah cintaku denganmu hanya ada dalam ilusiku?

Sejauh ini perasaanku masih sama Tuan.

Tetapi bukankah kita tidak mungkin bersama?

Aku tidak pernah ingin memaksa kehendak,

mencintai namun tidak dicintai

mengharapkan namun tidak diharapkan.

Bukankah sejatinya aku sedang mencintai kebodohanku?

Di bait rangkaian kata ini,

izinkan aku melepaskan perasaanku.

5. Puisi : Terjebak dalam Lingkaran Cinta

Kau tahu, bagaimana rasanya mencintai seseorang yang mencintai orang lain?

Mencintai seseorang yang tak suka kehadiranmu?

Ya, itu terlalu menyakitkan.

Dan sangat disayangkan

kau menjadikan dirimu bodoh

karena mengabaikan dan membuat pergi orang yang mencintaimu dengan tulus

hanya untuk mengejar seseorang yang tak pernah ingin kau hadir dalam hidupnya.

Kau tahu, bagaimana rasanya berharap pada seseorang yang seringkali membuatmu kecewa?

Ya, itu terlalu pahit.

Aku tahu semua rasa itu

Aku tahu betapa terlukanya hatimu

Pun aku tahu betapa sakitnya ketika berusaha untuk melenyapkannya dalam ingatan.

Bertahun-tahun aku terjebak dalam lingkaran cinta.

Bukankah aku adalah orang bodoh yang pernah mencintai manusia sedalam lautan?

Yang pada akhirnya, aku sendiri yang sulit berenang kedaratan.

Aku terluka dalam,

kini aku sedang dalam proses pemulihan.

oleh : Alfitria Hasanah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun