Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Editor, Writer and Founder of Books For Santri (Khujjatul Islam Boarding School)

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gulitanya Rasa

23 Februari 2023   17:47 Diperbarui: 23 Februari 2023   17:51 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermula dari kepulan malam, aku bertanya padamu melalui obrolan penuh perdebatan itu. Ditambah riuhnya metropolitan malam hari seolah ia tak lelah bekerja seperti dirimu perempuan kuat bagiku.

Berona wajah yang tampil sederhana, suasananya juga hanya beroda dua hitam dan putih. Kau menolakku tegas, padahal engkau pasti menyimpan rasa.

Aku kala itu memaksamu untuk terima dan mau bersama. Malah dikau memilih sendiri tanpa satupun pria di hidup.

Alasan terkuat karena sudah terlalu banyak kebohongan dan dusta dibalik gelapnya gulita rasa. Menjual semua harga tanpa terkecual bahkan harga dari rasa itu sendiri.

Kelam malam menyambut dinginnya embun pagi gigil bertaut tanpa terasa sebab obrolan kita membarakan hati. Kepulan asap ditangan kita juga jadi saksi paling bisu saat sedikit demi sedikit terkepul lagi terbuanya perasaan cinta.

Sudah. Akhiri saja perbincangan. Tapi jangan dulu tuntaskan romansa kata yang merasuk disanubari. Biarkan saja ia bertutur di dinding misteri. Biarkan!


Dulu kita mengerti cinta karena sucinya dan terangnya wanita. Kini kita mengerti cinta dibalik gelap gulitanya wanita.Maksud hati bukan norma zaman yang berubah tapi tersadarkan bahwa takdir cinta tak kenal zaman dan kapapun bisa berubah.

Semua berhak jatuh cinta. Bahkan pada kelam malam, mungkin pada senja sore yang singkat. Atau pada embun pagi penyejuk hati.

Begitulah gulita rasa. Dan pilihlah sebagai pilihan bukan sebagai pelampiasan.

Salam:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun