Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fenomena Quiet Quitting dan Quiet Firing di Dunia Pendidikan

23 September 2022   11:29 Diperbarui: 26 September 2022   09:51 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Quiet quitting adalah tindakan bekerja seperlunya sesuai dengan kompensasi dan apresiasi yang diperoleh (Ilustrasi dari Pexels)

Selain para honorer yang gampang terkena quiet quitting, tenaga outsourcing juga sangat rentan terkena toksik yang satu ini di dunia kerja.

Penulis yang dulunya sempat menjadi tenaga outsourcing di salah satu anak perusahan aplikasi jebolan Google tetap saja tak bisa bebas dari toksik quiet quitting ini.

Perusahaan outsource tempat kami bekerja seakan-akan mengambil kesempatan dengan menjadikan para tenaga outsourcing mampu bekerja dengan berbagai tekanan.

Tak salah jika ada istilah "bekerja bagai kuda", itulah yang dirasakan oleh para tenaga outsourcing.

Jadi, fenomena quiet quitting dan quiet firing ini menjadi toksik yang benar-benar nyata dan dapat dialami oleh semua pekerja dimanapun mereka bekerja. 

Sebenarnya, tidak hanya para honorer dan tenaga outsourcing saja yang akan terkena toksik ini. Para pegawai, karyawan tetap dan semua orang yang berstatus sebagai seorang pekerja memiliki kerentanan yang sama untuk terkena quiet quitting dan quiet firing ini secara personal.

Hendaklah fenomena terjadinya toksik quiet quitting dan quiet firing ini tidak terus menjangkiti para pekerja dimanapun mereka bekerja.

Mengatasi toksik quiet quitting dan quiet firing dalam dunia kerja (sumber foto oleh fauxels dari Pexels)
Mengatasi toksik quiet quitting dan quiet firing dalam dunia kerja (sumber foto oleh fauxels dari Pexels)

Untuk itu, dibawah ini ada beberapa hal penting yang bisa dilakukan baik oleh honorer di instansi pendidikan, pekerja outsourcing, maupun pihak perusahaan atau tempat kerja lainnya.

1. Bekerja sesuai "passion"

Hal paling utama yang perlu diperhatikan oleh para calon pekerja sebelum melamar sebuah pekerjaan adalah apakah pekerjaan yang dilamar tersebut sudah sesuai dengan passion. 

Passion ini berarti tingkat antusiasme pekerja. Antusiasme kerja adalah kecenderungan untuk menyelesaikan tugas pekerjaan secara sukarela. Gairah menentukan seberapa tinggi tingkat stres seorang pekerja dalam pekerjaan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun