Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi ANBK | Penggerak KomBel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fenomena Quiet Quitting dan Quiet Firing di Dunia Pendidikan

23 September 2022   11:29 Diperbarui: 26 September 2022   09:51 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Quiet quitting adalah tindakan bekerja seperlunya sesuai dengan kompensasi dan apresiasi yang diperoleh (Ilustrasi dari Pexels)

Ketika kita bekerja sesuai passion yang selama ini menjadi impian dan cita-cita, maka seperti apapun rintangan dan tantangan yang menghadang maka pekerja tersebut dapat melewatinya dengan "kalem" dan penuh sukacita.

2. Bekerja dengan integritas dan penuh tanggung jawab

Sebagai seorang pekerja, tunjukkanlah bahwa diri ini memiliki integritas. Menurut Wikipedia, integritas merupakan sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh dari potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran. 

Hal tersebut sangat diperlukan dalam dunia kerja. 

3. Lakukanlah "self healing"

Agar tetap "waras" maka pekerja harus meluangkan waktunya untuk self healing yang berarti penyembuhan diri dari masalah yang menyebabkan kelelahan emosional. 

Ketika weekend misalnya pekerja bisa meluangkan waktunya untuk melakukan short trip atau jalan-jalan ke sebuah tempat wisata yang ada di kota yang sama. Cara seperti itu bisa untuk mengembalikan semangat dan motivasi dalam bekerja.

4. Menjaga mental health dengan "sharing story"

Apa yang dialami oleh seorang pekerja di tempat ia bekerja, terutama untuk hal-hal yang menimbulkan permasalahan emosional akan lebih baik untuk diceritakan kepada orang lain. 

Karena terkadang tidak semua orang mampu untuk memendam apa yang ia rasakan seorang diri. Sesi "curhat" bisa dilakukan bersama orang-orang terdekat, keluarga, maupun rekan kerja yang bisa dipercaya karena memiliki sifat yang baik misalnya.

Banyak orang yang stres di luar sana, salah satu penyebabnya adalah karena tidak mampu menahan permasalahan emosionalnya seorang diri.

5. Mengikuti gathering atau "studi tiru"

Ketika perusahaan atau kantor tempat kita bekerja melakukan acara gathering maka hendaklah kita mengikuti kegiatan tersebut.

Gathering perusahaan adalah acara bersama yang dapat diadakan bersama karyawan. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan gathering ini adalah menyediakan tempat bagi karyawan untuk menyegarkan pikiran.

Sehingga setelah itu para pekerja akan kembali bekerja dengan semangat dan bersungguh-sungguh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun