Quiet Quitting: Fenomena dan Implikasinya dalam Hukum Ketenagakerjaan di Era Digital
Quiet quitting adalah fenomena yang dapat berdampak negatif pada kinerja dan pelayanan perangkat desa.
Fenomena 'quiet quitting': Apa yang menyebabkan karyawan menarik diri dan bagaimana dampaknya terhadap perusahaan? Temukan jawabannya di artikel kami.
"Apakah diam adalah keputusan terbaik? Temukan rahasia di balik quiet quitting dan bagaimana hal ini dapat memengaruhi karir dan hubungan kerja kamu.
Fokus pada keterlibatan karyawan tidak hanya bermanfaat untuk kesejahteraan mental mereka tetapi juga untuk kesuksesan jangka panjang perusahaan.
Para pemimpin perusahaan harus menyadari betapa pentingnya mendengarkan dan memahami kebutuhan karyawan akibat lingkungan kerja yang berubah-ubah.
Penting bagi organisasi dan pemangku kepentingan untuk memperhatikan laporan Gallup ini sebagai panduan dalam merancang strategi dan kebijakannya.
Quiet Quitting menjadi fenomena dunia di kalangan anak-anak muda yang disebut kaum rebahan. Seperti apa persisnya? Kita simak bahasa Rhenald Kasali
Agar terhindar dari quiet quitting, para pekerja lebih baik melakukan kerjasama dengan pekerja lainnya agar terbentuknya win-win solution.
Mari mencermati 4 alasan anak muda lebih suka WFH dan ada pula 3 alasan bagi mereka yang bukan anak muda untuk memilih kembali WFO
Cirinya mereka tidak terlalu tertarik dengan drama dan intrik yang terjadi di kantor, mereka menerapkan worklife balance, dan beberapa hal lain.
Kesabaran penting dalam lingkup dunia kerja dan semua aspek kehidupan.
Fenomena quiet quitting memang ada & mungkin akan selalu ada
Menganalisis Konflik Fenomena Quiet Quitting di Dunia Kerja Menggunakan Teori Konflik Pemikiran Ralf Dahrendorf
Usia Gen Z masih muda dan sayang kalau melakukan quiet quitting hanya karena takut kena penyakit mental dan tidak punya kehidupan sosial.
Ada saja statusnya yang kurang bijak alias mencela hal-hal yang ada kaitannya dengan kerjaan masing-masing.
Resign dan memecat orang melalui quiet quitting maupun quiet firing itu berat dan menjadi jalan terakhir setelah tidak ada lagi alasan untuk bertahan
Pahami tanda-tanda kamu harus mengambil keputusan resign dari perusahaan, ketika perusahaan tidak profesional memperlakukan kamu.
Ayo bekerja sesuai dengan kedudukan dan peran kita dalam lembaga, satuan kerja atau perusahaan di mana kita mengabdikan diri
Mahasiswa ambis yang justru terjebak dalam lingkungan Toxic Productivity, si paling produktif demi mengejar nilai IPK dan aktif berorganisasi.