Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keheningan di Gang Sempit, Perpustakaan Mini Sebagai Oase Literasi di Surabaya

12 Agustus 2025   21:42 Diperbarui: 12 Agustus 2025   21:42 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oemah Tua Coffee and Library di Surabaya, Minggu (10/8/2025)(KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH)

Keheningan di Gang Sempit: Perpustakaan Mini Sebagai Oase Literasi di Surabaya

"Di tengah riuh kota, secercah cahaya pengetahuan kadang lahir dari ruang yang paling sederhana." 

Oleh Karnita

Pendahuluan

Di tengah hiruk-pikuk Surabaya yang modern, sebuah gang sempit di Kampung Lawas Maspati menyimpan ruang istimewa: Oemah Tua Coffee and Library. Pada 12 Agustus 2025, Kompas.com mengangkat kisah kedai kopi sekaligus perpustakaan mini penuh nilai historis dan budaya ini.

Dengan lebar gang hanya 1,5 meter, rumah tua bergaya kolonial yang menjadi Oemah Tua menyimpan sekitar 400 buku dari berbagai genre. Keberadaannya sangat relevan sebagai oase literasi di era digital yang serba instan, menegaskan pentingnya ruang baca fisik yang dijaga komunitas.

Rumah yang dibangun pada 1907 ini pernah menjadi titik kumpul pemuda pejuang kemerdekaan, menambah makna sejarahnya. Liputan Kompas.com mengingatkan bahwa literasi adalah pengalaman budaya yang harus terus dipertahankan di tengah perubahan zaman.

Oemah Tua Coffee and Library: Ruang Warisan dan Literasi

Kehadiran Oemah Tua sebagai perpustakaan mini sekaligus kedai kopi menjadi sebuah inovasi yang menggabungkan budaya baca dan sosial dalam satu ruang. Rumah bersejarah ini tidak hanya menawarkan koleksi buku, tetapi juga suasana nostalgia melalui mesin jahit jadul dan televisi balok, mengingatkan kita akan perjalanan waktu.

Pesan yang tersirat adalah pentingnya pelestarian warisan budaya sekaligus literasi, yang tidak terpisahkan dalam pembangunan masyarakat berpengetahuan.
Kritik yang dapat diberikan adalah perlunya perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat untuk melindungi dan memelihara ruang-ruang seperti ini agar tidak hilang ditelan perkembangan kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun