Dua tahun yang lalu, sebuah pertemuan tak terduga mengubah halaman belakang rumah kami menjadi tempat persinggahan yang hangat. Saat itu, hari-hari biasa diwarnai dengan kehadiran seekor kucing liar berbulu coklat abu-abu (bulu hiris) yang sering bermain di halaman.Â
Tidak ada tanda-tanda pemiliknya. Kucing itu tampak menikmati kebebasannya, namun selalu mendekat saat kami memberinya makanan.Â
Anak bungsu kami, dengan mata berbinar, adalah yang paling bersemangat menyambutnya. Ia selalu memastikan kucing itu mendapatkan bagiannya, dan kebahagiaan terpancar jelas dari raut wajahnya.
Awalnya, kami hanya berniat memberinya makan, bukan untuk mengadopsi. Namun, ikatan yang terbentuk terasa begitu kuat. Setiap hari, kucing itu datang, menunggu di ambang pintu, seolah sudah menjadi bagian dari rutinitas kami.Â
Kehadirannya membawa keceriaan, terutama bagi si bungsu. Kami akhirnya memutuskan untuk merawatnya, tanpa niat mengikatnya sebagai "milik" kami. Kami hanya ingin memberikan tempat yang aman dan penuh kasih.
Kucing itu kami beri nama Meo, atau "Si Meo" seperti yang sering dipanggil anak-anak. Nama itu terasa pas, sederhana, dan penuh keakraban. Si Meo sangat betah di rumah kami. Ia menikmati saat-saat dimandikan, tidak lagi takut saat kami menyentuhnya.Â
Makanan yang rutin kami berikan membuatnya tumbuh sehat dan lincah. Kunjungan ke dokter hewan menjadi bagian dari perhatian kami, memastikan ia selalu dalam kondisi prima. Si Meo telah menemukan rumah, dan kami telah menemukan teman baru.
Perjalanan Si Meo dan Kebaikan yang Menular
Sejak Si Meo menjadi bagian dari keluarga, ia telah melahirkan sebanyak tiga kali. Setiap kelahiran membawa kebahagiaan dan kehangatan baru di rumah kami. Rata-rata, Si Meo melahirkan dua atau tiga anak.Â
Setiap kali itu terjadi, kami dihadapkan pada tugas yang penuh tanggung jawab yaitu mencari rumah baru yang penuh kasih untuk anak-anaknya. Kami tidak bisa memelihara semuanya, tetapi kami memastikan setiap anak kucing mendapatkan kesempatan untuk hidup bahagia.
Anak-anak kami dengan antusias membantu. Mereka merawat anak-anak kucing dengan penuh kasih sayang, mengajaknya bermain, dan memastikan mereka tumbuh dengan baik sebelum diadopsi. Momen-momen ini menjadi pelajaran berharga tentang empati dan tanggung jawab.Â