Ia mulai berjalan, mengikuti tali merah yang entah sejak kapan kembali terulur di tanah, membimbingnya keluar. Langkahnya pelan, namun pasti.
Di tengah perjalanan, ia bertemu kembali dengan pondok Haruki namun kali ini kosong. Pintu terbuka. Rak-rak berdebu. Lentera di dinding padam. Tak ada tanda kehidupan, seolah tempat itu hanya pernah ada untuk satu malam.
Di atas meja kayu, tertinggal satu catatan:
"Terima kasih telah memilih melepaskan, bukan menghapus. Selamat pulang, Ryota." Haruki
Tangannya gemetar saat menyentuh kertas itu, dan untuk pertama kalinya, ia tersenyum. Kecil. Rapuh. Tapi nyata.
Langkahnya dilanjutkan ke arah jalan keluar. Pohon-pohon kini terlihat seperti penjaga yang menunduk, bukan monster yang mengintai. Dan di kejauhan, ia melihat sinar terang: batas hutan.
Saat Ryota menembus batas itu dan kembali ke dunia luar, bunyi kehidupan menyambutnya: suara burung, langkah kaki di jalan setapak, dan suara seorang  yang memanggil kawannya.
Ia menoleh ke belakang. Hutan Aokigahara berdiri seperti biasa diam, tua, dan menunggu.
Tapi Ryota tahu, ia tak akan kembali lagi. Bukan karena takut.
Karena ia telah membawa pulang sesuatu yang lebih penting dari jawaban.
Kedamaian.