Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya mahasiswa semester 07 prodi PIAUD fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo. Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Whispers of Aokigahara (Part 2 'End')

16 Mei 2025   05:40 Diperbarui: 16 Mei 2025   05:40 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aokigahara Forest Sea of Trees/Pinterest.com/blain108 

Ia mulai berjalan, mengikuti tali merah yang entah sejak kapan kembali terulur di tanah, membimbingnya keluar. Langkahnya pelan, namun pasti.

Di tengah perjalanan, ia bertemu kembali dengan pondok Haruki namun kali ini kosong. Pintu terbuka. Rak-rak berdebu. Lentera di dinding padam. Tak ada tanda kehidupan, seolah tempat itu hanya pernah ada untuk satu malam.

Di atas meja kayu, tertinggal satu catatan:

"Terima kasih telah memilih melepaskan, bukan menghapus. Selamat pulang, Ryota." Haruki

Tangannya gemetar saat menyentuh kertas itu, dan untuk pertama kalinya, ia tersenyum. Kecil. Rapuh. Tapi nyata.

Langkahnya dilanjutkan ke arah jalan keluar. Pohon-pohon kini terlihat seperti penjaga yang menunduk, bukan monster yang mengintai. Dan di kejauhan, ia melihat sinar terang: batas hutan.

Saat Ryota menembus batas itu dan kembali ke dunia luar, bunyi kehidupan menyambutnya: suara burung, langkah kaki di jalan setapak, dan suara seorang  yang memanggil kawannya.

Ia menoleh ke belakang. Hutan Aokigahara berdiri seperti biasa diam, tua, dan menunggu.

Tapi Ryota tahu, ia tak akan kembali lagi. Bukan karena takut.

Karena ia telah membawa pulang sesuatu yang lebih penting dari jawaban.

Kedamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun