Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya mahasiswa semester 07 prodi PIAUD fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo. Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Whispers of Aokigahara (Part 2 'End')

16 Mei 2025   05:40 Diperbarui: 16 Mei 2025   05:40 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aokigahara Forest Sea of Trees/Pinterest.com/blain108 

"Hutan ini bukan tempat untuk menebus," jawab Haruna. "Tapi untuk memaafkan... atau melupakan."

Wajah Haruna mulai pecah seperti kaca, berubah menjadi bayangan-bayangan lain seorang pria tua yang menangis, seorang anak kecil memeluk boneka, seorang wanita dengan mata kosong. Mereka semua... pantulan luka.

Dan hutan mulai runtuh.

Langit-langit kabut pecah, tanah terbelah, cermin hancur. Ryota berlari menuju Haruna, mencoba menggenggam bayangannya. Tapi sebelum ia menyentuh, segalanya putih.

Ia terbangun dengan napas tersengal, terbaring di samping pohon tua. Lentera Haruki tergantung di atasnya.

Di genggamannya, hanya tersisa selembar foto: Haruna tersenyum, berdiri di depan sekolah mereka. Tidak ada kabut. Tidak ada darah. Hanya kenangan yang utuh.

Ia menangis pelan. Bukan karena kehilangan. Tapi karena akhirnya bisa melepas.

Bab 7: Jalan Pulang

Angin pagi menyentuh kulit Ryota seperti pertama kali dalam hidupnya. Udara Aokigahara tak lagi menusuk. Kabut telah menipis, dan sinar matahari menari malu-malu di sela dedaunan.

Ia duduk bersandar di pohon tua, tubuhnya lelah namun ringan. Tak jauh darinya, lentera milik Haruki masih menyala redup, seolah menunggu.

Ketika Ryota berdiri, sesuatu terasa berbeda. Dunia hutan tak lagi mengintai. Pohon-pohon tampak biasa. Sunyi yang mencekam telah berganti menjadi keheningan damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun