Cukup sekian menit kunikmati kenyataan di hadapanku sejak melihatnya pertama dulu. Cukup sekian menit untuk menghapus rentang waktu, dan menjadi kenyataan dalam satu kerdipan mata. Cukup sekian menit untuk mengusir seluruh yang berasal dari aroma asap knalpot Ibukota, muntahan kawan kos yang mabuk sepulang dari hiburan malam Top One, dan bau naga petugas tiket masuk Pantai Rambak ini.
Arkian kubalikkan lagi tubuhmu, dan merangkul pinggangmu. Kedua lenganmu langsung menggapai leherku. Bagian depan tubuhku dan tubuhmu merapat kembali.
“Alangkah cantiknya kamu.”
“Dengan kawanku yang di sofa itu?”
“Yang mana?”