Pak Gala berdiri, menepuk bahu Musamus.
"Jangan takut menjadi lemah. Tanah pun pernah jadi lumpur sebelum ia mengeras dan menopang kaki. Yang penting, jangan berhenti meresap."
Angin lewat, membawa harum rumput basah dan serpihan daun kering. Kampung Wasur masih sunyi, tapi di dalam sunyi itu, Musamus mulai mengerti: tanah bukan cuma tempat berpijak, tapi tempat mendengar. Dan hati yang terbuat dari tanah bukan hati yang keras, melainkan hati yang bisa memahami segala bentuk luka dan tetap memilih menumbuhkan sesuatu darinya.
Bersambung
Merauke, 04 Juli 2025
Agustinus Gereda
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI