Aku tidak pernah sungguh-sungguh menulis, jemari ini kaku,
Bukan pena yang menari di atas kertas yang bersahaja,
Sebab aksara takkan pernah mampu mewakili getar yang kurasakan.
Aku mendengarkan, dengan seluruh pori dan kedalaman jiwa,
Mencoba menangkap bisikan samar yang selalu berulang.
Sebuah janji sunyi yang terukir di batas kesadaran dan ilusi.
Dengar, ada melodi yang bergetar di ruang paling tersembunyi,
Rindu yang bersenandung di bawah kulit ini, murni dan tak terperi.
Ia bukan suara nyaring, tapi desah lembut yang tak pernah henti,
Menjadi penghuni tetap yang tak bisa ku usir apalagi ku sangkal.