Sebuah akhir yang tak sempat terucap di hati.
Terkadang tidak semua orang mampu melakukannya dengan benar,
Melepas genggaman tangan dengan senyum tulus yang rela.
Alih-alih jujur, mereka memilih menghujani kabar samar,
Membuat pihak lain terombang-ambing dalam tanya dan lara.
Menutup buku tanpa tanda titik, hanya koma bergetar.
Biarlah kepergianmu yang tak sempurna itu,
Menjadi kado pahit yang menguatkan raga.
Aku tak perlu menuntut kata maaf atau penyesalanmu,
Karena kedamaian ini jauh lebih berharga.
Luka itu kini menjadi guratan yang membiru.