Kepingan itu kusapu, bukan untuk disambung.
Namun dijadikan pasir, bekal pijakan yang teguh.
Di sana, di ketiadaanmu, hatiku menemukan untung,
Sebuah kemerdekaan dari ketakutan yang merundung.
Segala yang didamba, yang dirangkai dalam khayal,
Ternyata hanyalah fatamorgana di padang gersang.
Tidak ada yang benar untuk ditunggu dalam sesal,
Karena waktu tak pernah menunggu siapa pun untuk pulang.
Ia hanya terus berjalan, membawa kita ke ujung batas bekal.
Pertemuan, seindah apa pun ia terukir,
Hanyalah jeda singkat dalam skenario semesta.