Tentang sebuah hati yang akhirnya mengerti diri.
Memeluk sunyi adalah sebentuk pembenaran.
Tidak ada pula yang perlu disalahkan lagi,
Pun juga aku, yang dulu pernah terlalu mencinta.
Kita hanyalah dua jiwa yang singgah di satu pagi,
Lalu menempuh jalan berbeda tanpa sisa kata.
Biarlah masa lalu menjadi puisi yang usai.
Namun, perihal perpisahan, tetaplah sebuah seni,
Yang sering kali gagal dipraktikkan manusia.
Ada yang memilih menghilang tanpa permisi,
Meninggalkan luka menganga, tanpa jeda, tanpa rima.