Mohon tunggu...
Afroh Fauziah
Afroh Fauziah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Pemahaman

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kungkungan Buatan

10 Februari 2021   02:44 Diperbarui: 10 Februari 2021   03:01 2639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ya! Akulah orang yang pulih ingatannya setelah Brama! Maka dari itu, ku kembali menggait orang-orang disini untuk menemukan kebebasan diluar sana!" pekik Pak Arnold sampai urat-uratnya nampak. Brama..dia menyebutkan nama Ayahku, jadi-

"Haha kebebasan? Tak cukupkah kalian hidup enak didalam kubah ini dengan segala macam isinya?" Dia bilang apa tadi? Enak? Kubah? Selama ini kita hidup dalam kubah? Kerasnya Ica berpikir.

"Paman, apa yang paman bicarakan? Paman kemarilah, kita butuh obat disini terutama untuk Aca, lihat dia paman! Keponakan paman butuh-"

"Dia bukan keponakanku!" jelas orang yang takkan mau ku percayai lagi. Dasar paman palsu! "Sudahlah, kalian semua ini mau kemana? Melakukan hal bodoh dengan kembali menghancurkan tembok di ujung sana? Begini saja, lebih baik kalian kembali ke pulau itu dan hidup dengan aman dan sentosa. Jika kalian tak mau, maka cara paksaan takkan mungkin tak dilakukan oleh kami." lanjut orang itu.

"Diam kau bajingan!" seru pria disebelahku. Tak ku sangka lelaki es itu bisa juga mengumpat. Sebelum orang-orang mendapat penjelasan lebih akurat, hologram itu sudah menghilang entah kemana.

"Maafkan paman, Ica, maaf" ujar pak Arnold sembari menunduk didepan mukaku.

"Pak, apa yang bapak lakukan? Kenapa bapak tak memberi tahu aku tentang ini? Kenapa bapak selama ini merahasiakannya? Kita semua hidup dalam kedustaan selama ini! Kenapa pak? Apa maksud mereka mengurung kita?" gemetarku menahan tangis.

"Panggil paman saja, nak. Paman tak pernah bermaksud menyembunyikan ini semua. Dengar, ingatan paman pulih setahun setelah kepergian Ayahmu. Ayahmu adalah bagian dari mereka, tapi Ayahmu dihukum karena mencintai salah satu tawanannya disini, yaitu Ibumu. Terlebih Ayahmu semakin memberatkan hukumannya karena ingin membantu kita bebas waktu dulu. Ayahmu jugalah yang meretas sistem tembok itu hingga kami semua dapat lebih mudah membobolnya. Tapi mereka tak tinggal diam, setelah kita berkeliaran diluar dan balas dendam dengan membuat kerusakan pada kota, mereka menangkap kami lagi dan kembali menjebloskan kami kedalam kubah ini, ingatan kamipun dicuci oleh mereka hingga hasilnya sejarah para leluhurlah yang kita ketahui." jelasnya panjang lebar.

"Brama?" lirih Ibu

"Sinta, sungguh maafkan aku, aku" paman menghela nafasnya, "Malam itu paman Aca datang padaku, darinya aku tau juga kalau dia bagian dari mereka, bahkan dia pelayan setia. Dia mengatakan bahwa Brama bermaksud kembali dan mengabdi ke pekerjaannya tapi dengan melakukan negosiasi terlebih dahulu demi kebebasan kita. Dia bilang kalau ingin Brama tetap selamat, aku harus tetap tutup mulut tentang kejadian di masa lalu dan kebenaran lainnya. Maka kulakukanlah itu, setelahnya ia menghilang seperti yang kita ketahui selama ini. Setelah Reyza memberitahuku bahwa Ica mengikuti jejak Ayahnya, aku berbaik hati mempercayai omonganmu dan mendiamkanya bukan. Tapi si Arnold itu datang dengan bentuk hologram seperti tadi dan mengatakan bahwa Brama..dia telah meninggal karena tangan-tangan mereka lewat musibah buatannya. Semuanya, banjir sampai harimau tadi juga buatan mereka." jelas tetua kami itu sejelas-jelasnya disertai tangan mengepal menahan amukan yang siap keluar kapanpun.

Ya, orang yang mengintai ketiga gadis di dermaga adalah Reyza, bukan karena dia mata-mata Arnold, melainkan dia salah satu orang yang sama halnya seperti Ica, ingin mencari tahu kebenaran. Dia juga ingin menguak tujuan apa yang mendorong Ayahnya Ica pergi dari pulau yang mereka tempati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun