Angan-angan kehidupan mulus yang di ujung mesti mengubah manusia jadi data, individu jadi representasi yang cocok ukuran. Kita yang menghidupinya, lantas, sadar maupun tidak selalu mengukur segala hal dengan acuan-acuan data dari representasi simbolis yang demikian. Pandangan kita jadi pandangan buatan: synthetic vision.
Tak sadar, ketika orang bicara "representasi" dalam seni, adalah rasional ini yang bicara. Mimpi-mimpi kita sering
Kurator: Yacobus Ari Respati & Henrycus Napitsunargo
- Artsociated / Lawangwangi Creative Space
Berlangsung dari tanggal 05 sampai dengan 21 September 2025, dengan pembukaan resmi dibarengi dengan acara Bincang Seniman pada tanggal 13 September 2025, 15:30 WIB. Tur Kuratorial tanggal 19 September 2025.
Alamat:
Jl. Dago Giri No.99, Mekarwangi, Kec. Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40391
Seniman:
- Anna Madeleine Raupach -- Australia
- Borahm Kim  --  South Korea
- Cecil Mariani -- Indonesia
- Gosbert Adler -- Germany
- Himawari Hara -- Japan
- Hyungjo Moon  --  South Korea
- Jan Svenungsson -- Sweden
- MarieVic -- France
- Marius Raatz -- Germany
- Maya Thieulle & Fanny Chelim -- France
- Polanska Laura -- Poland
- Rebecco Ann Tess -- Germany
- TaeHwan Jeon -- South Korea
- Taiki Kimishima -- Japan
- Wu MeiChi -- Taiwan
Kurasi:
Synthetic Vision: Organic Fictions
Melihat bukan lagi berarti percaya, karena apa yang terlihat kini dengan sengaja dibingkai, dibuat indah secara kromatik, dan dikoreksi secara artifisial. Melihat bukan lagi berarti percaya, karena apa yang terlihat telah diapropriasi secara semantik, dijajarkan secara artistik, dan ditranskodekan secara kontekstual.Â
Melihat bukan lagi berarti percaya, karena apa yang terlihat dihasilkan secara algoritmik, dimutasi secara kacau, dan diedarkan tanpa henti. Namun, haruskah melihat semata-mata hanya disediakan untuk percaya?
Ketika kita menikmati visi-visi sintetis ini sebagai penenang fiksi mereka, mereka terus berevolusi dalam otonominya, bereproduksi di dalam suatu bioma yang tak terjangkau dari ekosistem biner.Â