“Pergi!”
“Pergi!”
Kulemparkan semua benda yang bisa kuraih pada hantu Vira yang melayang mengitariku.
“Pergiiiiiiii!”
Pintu kamarku digedor lagi dari luar, tapi kekalutan sudah merasuk dan meresap dalam hatiku.
“Ana!”
“Ana!”
Aku mengamuk sejadi-jadinya melemparkan segala sesuatu kepada hantu Vira. Aku merasa tubuhku ditangkap oleh banyak tangan. Aku berteriak menunjukkan pada mereka hantu Vira yang menggangguku. Terus menggangguku dengan melayang mengitariku tanpa takut walaupun aku merasa ada ayah dan ibu, dan ada banyak lagi orang di sekitarku.
Vira menjulurkan lidah, menyeringai, memelototkan kedua matanya hingga seperti terdesak keluar dari kelopaknya. Ia terus begitu sampai kemudian sebuah pertanyaan terdengar di telingaku.
“Apa yang terjadi, Ana?”
......
“Aku membunuhnya, aku membunuh Vira, aku membunuh Vira!”