Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan.Bisnis Universitas Muhamadiyah Palembang

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Iklan Menyesatkan Bisa Membunuh Diri Sendiri!

5 April 2024   06:35 Diperbarui: 5 April 2024   21:29 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Oleh Amidi

Saya sempat menyimak iklan salah satu  obat hipertensi dalam suatu video yang dipublis pada media sosial. Suara dalam video tersebut merupakan suara seorang wartawan kawakan sekaligus hos Kompas TV dan  seorang Dokter terkenal dengan kesuksesannya menangani hipertensi/jantung. Setelah saya membaca artikel Bapak Heru Margianto, dalam Kompas.com  ternyata  iklan tersebut menyesakan, dan ada unsur penipuan.

Dikatakannya, menyesatkan karena iklan tersebut dibuat dari potongan video curian yang kemudian di-generate dengan teknologi artical inteligence dan dipublikasikan dengan narasi palsu. (Kompas.com, 16 Maret 2024).

Bila ditelusuri, iklan yang menyesatkan  tersebut sudah sering dipublis dimedia sosial. Misalnya iklan tentang pengumuman  rekrutmen  PLN yang diedarkan melalui poster pengumuman rekrutmen PT PLN yang menginformasikan bahwa syarat pendaftaran dikirim melalui email dengan alamat rekrutmen@pln123.info, berdasarkan penelusuran  Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu menyesatkan. (Kompas.com,  1 April 2024).

Kemudian ada lagi, bahkan selama ini sudah sering terjadi. Misalnya iklan berantai melalaui medsos  mengatasnamakan kementerian  BUMN atau BUMN,   pelamar diminta datang langusung dengan  membawa berkas yang sudah mereka persiapkan.  (Kominfo.go,id).

Bila dicermati, iklan yang menyesatkan atau  menipu  tersebut bukan hanya baru-baru ini saja, istilah saya, "lagu lama terus mengalun", karena iklan demikian terus berlangsung. Tak terkecuali iklan jasa pendidikan, misalnya, iklan jasa pendidikan yang menampilkan konten dan gambar  dengan "rayuan gombal",  fasilitas lengkap, mempunyai ini dan itu. Eh, begitu dilihat di lokasi tidak demikian, konten iklan yang menggoda tersebut ternyata hanya dibesar-besarkan saja, kenyataannya  tidak demikian.

Publift.com, diperbarui 20 Maret 2024, mensitir ada 5 conoth iklan yang menyesatkan.  Salah satunya iklan volkwagen. Volkwagen (VW)  mengahdapi tantangan hukum karena praktik periklanannya  menyesatkan. Permasalahan utamanya  pada kampanye "diesel bersih" yang secara keliru mengiklankan kendaraan diesel tertentu  dari VW dan Audi sebagai kendaraan ramah lingkungan dan memenuhi standar emisi. Komisi peradagangan Federal AS (FTC)  mengungkapkan bahwa klaim VW atas mobil diesel rendah emisi dan ramah lingkungan didasarkan pada penggunaan "perangkat  yang salah" Perangkat ini memanipulasi pengujian emisi membuat kendaraan tanpak sesuai dengan stantar lingkungan,  pada kenyataannya,  tidak.

Praktik penipuan ini berujung pada kasus iklan  palsu dalam jumlah besar, sehigga VW menyetujui  penyelesaian mencakup kompenasasi financial  yang signifikan  bagi pemilik dan penyewa mobil kena dampak.

Mengapa Harus Menipu atau Menyesatkan?

Bila disimak, iklan yang menyesatkan atau menipu  tersebut, dilakukan mereka dalam rangka untuk memperoleh keuntungan yang besar . Betapa tidak, dengan adanya konten  iklan menggoda diikuti unsur penipuan, maka iklan yang mereka sajikan di media sosial tersebut akan diburu oleh banyak konsumen atau pihak yang membutuhkannnya.

Misalnya iklan obat hipertensi,  betapa tidak menggoda, terutama bagi konsumen yang menderita  "hipertensi" ditambah lagi penyakit yang dideritanya sudah menahun, begitu mendengar ada obat  pengganti obat kimia yang diberikan/diresepkan dokter selama ini, ditambah lagi dalam konten iklan tersebut seakan ada penjelasan seorang dokter yang meyakinkannya, dan konten iklan yang memang menggoda (buruan stok terbatas  diskon hanya tinggal 5 menit lagi), maka dengan serta merta mereka akan membeli segera tanpa berpikir panjang.

Begitu juga dengan iklan lowongan kerja (loker) yang  di publis media sosial, iklan yang disajikan tidak tanggung-tanggung, karena mengenai loker di BUMN, loker untuk formasi PNS, loker perusahaan yang bergengsi lainnya, maka wajar kalau para pemburu loker tersebut mata-nya "melotot" bila membaca adanya loker tersebut.  Dengan demikian, dari memasang iklan di media sosial itu saja mereka sudah akan memperoleh keuntungan dari banyaknya loker yang membuka aplikasi iklan. Belum lagi, akibat tidak sedikitnya loker yang berbondong-bondong mendaftar, akan  dijadikan "mangsa" oleh mereka atau pihak yang akan memanfaatkan momen tersebut.

Pengalaman seorang tamatan dari salah satu PT bergengsi negeri ini bercerita kepada saya, bahwa ia sudah melamar pada salah satu perusahaan BUMN, sudah mengikuti semua rangkaian tes, terakhir ia  mendapatkan panggilan untuk wawancara yang akan diselenggarakan di salah satu kota wisata terkenal di negeri ini, namun ia harus menstransfer uang terlebih dahulu untuk keperluan keberangkatan. Nasib-nya masih beruntung, karena ia belum sempat menstransfer uang kepada pihak yang akan "menipu",  karena ia keburu memperoleh informasi dari temannya bahwa hal tersebut tidak benar, karena ada unsur penipuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun