Mohon tunggu...
Aditya Rekhi Salim
Aditya Rekhi Salim Mohon Tunggu... Mahasiswa biasa yang "dipaksa" suka membaca || S1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah || State University of Malang

eat, sleep, learning

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pulanglah, Nang: Ktitik Elitisme dalam Puisi Karya Wiji Thukul

21 April 2025   02:46 Diperbarui: 21 April 2025   02:46 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Kumpulan Puisi "Aku Ingin Jadi peluru" karya Wiji Thukul (Sumber: Leo Juliawan/leojuliawan.net)

Di sini, Wiji Thukul bagaimana narasi elit tentang "yang lain" dibentuk. Si Bejo digambarkan sebagai anak nakal, jorok, dan sumber penyakit. Penggambaran ini mencerminkan stereotip kelas bawah yang dianggap tidak menjaga kebersihan, tidak terdidik, dan bisa membawa "pengaruh buruk". Pola pikir seperti ini diwariskan lewat pola asuh yang menanamkan ketakutan pada perbedaan kelas.

"pulanglah nang

kamu kan punya mobil-mobilan

kapal terbang bikinan taiwan

senapan atom bikinan jepang

kamu kan punya robot yang bisa jalan sendiri"

Kontras sosial semakin tajam di sini. Nang diposisikan sebagai anak yang memiliki mainan mahal dan canggih dari luar negeri. Kepemilikan materi menjadi identitas sosial yang membedakan dan "mengangkat derajat" dari teman-temannya yang miskin. Wiji menyindir keras bagaimana konsumsi atau status material dijadikan sebuah sarana untuk menjaga jarak antara kaum elite dan kaum rendahan.

"pulanglah nang

nanti kamu digebugin mamimu lagi

kamu pasti belum tidur siang"

Intonasi berubah menjadi ancaman atau kontrol. Ibu si Nang digambarkan adalah seorang yang kejam jika si anak tidak patuh. Tidur siang di sini digambarkan bukan hanya sekadar rutinitas, melainkan sebuah bentuk dari keteraturan dan disiplin yang kaku---karakteristik pola asuh kalangan kelas menengah-atas yang mengejar kesempurnaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun