Judge Vignya menertibkan ruang sidang dan meminta para agen TVA untuk mengecek kebenarannya. Dan…terbukti!!. Judge Vignya, dengan wajah kecewa dan marah, mengungkapkan, “Praxis, bukan begini cara untuk menyelamatkan multisemesta. TVA…”.
Kalap, Agent Praxis memotong perkataan sang hakim, “Yang Mulia, Anda sudah tahu kalau di luar sana ada mahkluk kosmik bernama Gurges Gigas. Bahkan, TVA saja tidak tahu keberadaannya. Dia bisa menjadi siapa saja. Saya tahu. Saya pernah mengalaminya. Satu semesta musnah karenanya. Tidak boleh berulang lagi!”.
She-Hulk meminta penjelasan, “Gurges Gigas? Siapa dia?”. Agent Praxis menoleh ke arah She-Hulk dan hanya bilang, “Mimpi burukmu. Mimpi buruk semua orang. Kita harus hentikan Wanda!” Agent Praxis semakin tidak terkendali.
Judge Vignya memanggil para Minutemen, lalu berkata, “Kamu sudah jadi kaki tangan Gurges tanpa sadar, Praxis! Yang kamu lakukan, ini justru bisa menghancurkan semesta! Kamu sudah mencoreng nama TVA. Tangkap dia!”.
Praxis tersentak, matanya kosong, tak melawan saat Minutemen menyeretnya ke luar ruang sidang. Seolah tersadar bahwa tindakannya justru tidak berbeda dari Gurges Gigas. “Wanda bukan Gurges Gigas”, tegas Judge Vignya.
Tak lama kemudian, Judge Vignya menyampaikan hasil persidangan yang menyatakan bahwa Wanda-838 tidak bersalah. Wanda-838 pun berdiri, senyum tipis menghias wajahnya yang lelah. She-Hulk memeluknya. Wong, America, dan si kembar Maximoff menyusul mereka.
Setelah semua berakhir, She-Hulk, Wong, dan America kembali ke Earth-616. Tapi tidak sebelum mereka mengantarkan kepulangan Wanda dan anak-anaknya ke Earth-838. Di kantor kecilnya, She-Hulk, yang kembali ke wujud Jen, memeluk Nikki dan Mallory erat.
Air mata mengalir, tapi senyumnya tulus, penuh rasa syukur. Dalam hati, dia berbisik, “Jadi ini yang kamu maksud dengan makna hidup, K.E.V.?” Dia tersenyum lembut, merasa utuh di antara sahabatnya. Wong dan America berpamitan tidak lama kemudian. Mereka kembali ke Kamar-Taj.
*****
Di sel penjara TVA, cahaya redup berkedip, udara terasa dingin menyengat. Agent Praxis duduk meringkuk dengan tatapan kosong. Tiba-tiba, sudut sel bergetar. Sosok gelap dengan aura merah-oranye-biru muncul. Matanya membelalak, “Tidak…”.
Sebelum dia sempat berteriak, sebuah blip menusuk keheningan, seperti suara kosmos yang terputus. Sel itu kosong dan menyisakan hanya denting rantai yang bergema pelan, meninggalkan rasa ngeri yang merayap di tulang punggung. Seolah dunia memutar halaman baru tanpa jejaknya.