Suara teriakan terdengar dari kejauhan, beberapa kali. “Jen!!!!....Jen!!!! Hentikaaaaan!!!!”. Suaranya semakin jelas, dan Bam! Di perpustakaan TVA, realitas bengkok. She-Hulk meraung, tinjunya menghantam Deadpool dengan kekuatan mengerikan. Darah muncrat dari hidungnya, tulang tangan patah dengan bunyi “krek” yang mengerikan. She-Hulk tanpa ragu menarik putus kaki kanan Deapool.
Suasana di perpustakaan TVA benar-benar kacau. Rak-rak roboh, buku-buku terbang, debu menyelimuti udara, dan agen-agen TVA berlarian. Ini bukan She-Hulk yang ceria. Ini adalah monster yang dilahirkan dari keputusasaan. Amarah membakar matanya yang hijau. Ketakutan bercampur adrenalin memenuhi ruangan. Suara retakan kayu bercampur jeritan.
Wong bergerak cepat, tangannya memanggil dimensi cermin untuk terbuka. Wong, dengan bantuan dari America, berhasil menarik She-Hulk masuk ke dalamnya sebelum kehancuran bertambah parah. “Wong, Jen kenapa sih? Dari pertama lawan Bong, dia bertingkah aneh dan sekarang ini?”, tanya America.
Wong dengan ragu menjawab, “Entahlah, tapi saya duga Jen sedang tidak ada di realita ini. Pikirannya...”. Masih bingung, America bertanya, “Maksudnya?”. “Bong sudah membawa pikiran Jen ke dimensi lain, berada di balik tirai realita yang berbeda. Ini bukan hanya ilusi atau manipulasi pikiran biasa”, jelas Wong. “Bong mungkin berada di dimensi itu. Kalau saja kita bisa menemukannya…”, kata Wong sambil melirik ke America.
“Apa? Kamu pikir aku bisa pergi ke dimensi itu dengan tinjuku?”, America memastikan maksud tatapan Wong. Sang Sorcerer Supreme hanya mengangguk sambil tetap berusaha menghindari dari serangan She-Hulk. “Cepat, America!”, desak Wong.
America melangkah maju, tegas menggenggam tinjunya. “Kalau benar Bong beneran ada di dimensi lain, aku akan menemukannya!” gumamnya. Dengan satu pukulan keras, cahaya meledak dari tinjunya. Portal pun terbuka, menembus lapisan realitas.
America belum bisa menemukan Doctor Bong. “Wong, aku ga lihat dia di mana-mana?”, teriak America. Tiba-tiba, terdengar suara ‘dong’ yang lembut tapi cukup jelas. Wong dan America mendengarkan dengan seksama. “Kamu dengar itu?”, tanya Wong ke America yang hanya mengangguk.
“Fokus pada suara itu. Bong pasti di sana”, Wong memberikan arahan. Sekali lagi, America memusatkan tinju dan pikirannya pada suara ‘dong’ tersebut. Sementara itu, She-Hulk berhasil lepas dari ikatan tali sihir Wong dan menghantamnya hingga terpental.
America membuka portal dimensi dan terlihat siluet di balik kabut. America masuk ke dalam portal, mengejar siluet tersebut. Di belakangnya, She-Hulk menyusul dengan wajah beringas. Sebelum akhirnya She-Hulk menghajar America, kepalan tinju gadis bintang ini sukses meluluhlantakkan helm lonceng Doctor Bong. Retakannya menyebar dan Bong roboh dengan erangan pelan. She-Hulk menghentikan pukulannya. “America?”, ucapnya dengan wajah terkejut.
She-Hulk terduduk di lantai cermin dengan napas terengah-engah. Air mata mengalir di pipinya yang hijau memudar. “Aku… bersyukur ketemu kalian lagi,” bisiknya, suara parau penuh kelegaan. Realita berlapis runtuh, meninggalkan Bong terkapar dan kalah. She-Hulk dan tim menatapnya dengan penuh curiga pada Praxis. Tapi bukti lenyap bersama ilusi.
Hanya satu hari menjelang sidang, She-Hulk dan tim memilih mundur ke Earth-616 untuk menyusun strategi. Deadpool terpaksa kembali ke semestanya, karena terluka parah. “Jen? Tadi aku cuma ngalah loh ya. Kali ini, aku harus skip dulu, deh. Semoga sukses, pecundang!”, Deadpool mengoceh dengan gaya khasnya. Colossus datang membopongnya pulang.