Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Mitha, Serpihan Cinta, dan Aku Memilikinya

25 Maret 2019   21:49 Diperbarui: 25 Maret 2019   22:05 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dokumen Wahyu Sapta

Tidak.

***

"Kakek, biar Randu saja yang menjaga nenek. Kakek istirahat." kata Randu.

Hem. Kupandangi wajah pucat Mitha yang terbaring lemah di ruang 414. Selang oksigen membantu pernafasannya. Tidurnya sangat pulas. Hampir tak bangun sejak siang tadi.

Randu. Cucu Mitha yang sangat mengerti diriku, mendekati dan berharap bahwa ia bisa menghiburku.

"Kakek..."

"Biarlah kakek yang menunggu, Randu. Kakek masih ingin bersama nenek." sahutku.

Aku pegang tangan Mitha. Aku peluk tubuhnya yang lemah. Aku tak akan melepaskannya. Walau sekejap pun. Tak akan. Mitha selalu cantik di hadapanku. Mitha anggun dan tak tertandingi.

Sungguh Mitha, aku mencintaimu, meski kau tidak. Senduku.

***

(Cerpen ini terinspirasi oleh Puisi : TAK SEPADAN - Chairil Anwar Februari 1943).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun