Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Beranikah AS Menyerang Iran dan Permainan Catur Rusia?

18 Mei 2019   20:09 Diperbarui: 18 Mei 2019   20:14 3691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://drones.trendolizer.com

Oleh karena itu, sekarang ada kekhawatiran, terutama jika Iran mengusulkan agar mereka mempertimbangkan untuk mundur dari Perjanjian tentang Non-Proliferasi Senjata Nuklir, hal itu akan mengarah pada babak baru kompetisi senjata nuklir.

Ancaman ini sesungguhnya potensial dan hebat karena sekarang harus dikatakan bahwa perilaku Iran masih berada dalam kerangka perjanjian/kesepakatan nuklir Iran. Sedangkan tuntutan Iran untuk kembali pada pemikiran 2015.

Karena kerangka itu sendiri sangat membantu dalam menghapuskan sanksi terhadap Iran, dan membatasi perkembangan kemampuan nuklir Iran, itu sebenarnya adalah proses win-win, yaitu, di satu sisi, misalnya, komitmen untuk tahun 2006 hingga 2010, semua sanksi internasional terhadap Iran akan dicabut.

Saat itu diperketat kemampuan nuklir Iran, sentrifugal harus disisakan menjadi sepertiga, berarti dua pertiga dimusnahkan. Memotong dua pertiga sentrifugal itu berarti ribuan sentrifugal. Jumlah ini sungguh sangat besar.

Yang kedua, Iran tidak diperbolehkan memperkaya uranium dengan konsentrasi lebih dari 4%, jika lebih dari ini akan memungkinkan untuk membuat senjata nuklir.

Yang ketiga, semua reaktor termasuk reaktor nuklir air berat "Arak" harus didesain ulang. Dan Iran harus menutupnya dengan mengencor dengan semen, karena ini bisa memungkinkan memproduksi senjata nuklir.

Jadi proses seharusnya berjalan sama-sama satu arah, Iran dan komunitas internasional harus bisa saling mengalah ke arah proreses raltif kompromi. Proses ini baru terpecahkan pada Mei 2018.

Seperti kita ketahui jika kesepakatan ini rusak, maka reversibilitas ini dapat dipulihkan dengan cepat, Iran bisa memulihkan upaya bertahun-tahunnya di masa sekarang.

Selain itu ada tanda-tanda yang perlu diwaspadai, pada 21 April lalu, panglima Pengawal Revolusi Islam Iran digantikan. Substitusi ini juga merupakan sinyal yang sangat jelas, karena di masa lalu, Ali Jafari ini telah ditunjuk sejak pada tahun 2007, dan sekarang sudah sepuluh tahun.

Dengan tiba-tiba diganti oleh Mayor Jenderal Hossein Salami, yang lebih muda dulu sikapnya dikenal keras terhadap AS dan Israel. Bahkan untuk kesepatan nukilir Iran sangat menentangnya. Dia benar-benar percaya bahwa Iran harus secara tegas mengembangkan kemampuan nuklirnya.

Dengan munculnya situasi demikian, ketidak pastian masa depan kedua belah pihak akan meningkat. Artinya, AS tidak ingin menunjukkan kelemahannya. Iran juga bukan negara yang sangat lemah yang tanpa punya kemampuan untuk melakukan serangan balik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun