"BALIKUS!"
Gubraak!
Aku dan Elvi tersungkur di samping kandang ayam di belakang rumah. Seketika bau tak sedap menguar menyengat hidung.
"Huft, leganya," Elvi berdiri seraya menarik napas panjang. Sedang aku masih diam tengkurap di atas tanah. Membiarkan Elvi melonjak-lonjak, menari-nari meluapkan kegembiraannya karena terbebas dari cengkeraman dinosauraus.Â
"Wooow! Ternyata bagaimanapun juga omelan Bunda lebih merdu daripada suara apa pun. Termasuk suara Dinosaurus itu!" Elvi tertawa-tawa menatapku.
Lalu meluncurlah teriakan memekakkan telinga itu.
"Bundaaaaaa.....I am coming!"
Dari jauh aku melihat wanita berdaster yang tengah serius membersihkan kandang ayam itu terlonjak kaget. Tak lama kemudian terdengar omelan panjang mengalahkan rel kereta api.
"Elviiiii...! Dari mana kau ini? Wajahmu kotor dan dekil. Rambutmu acak-acakan. Dan, astagaaa! Pakaianmu compang-camping seperti gembel!"
Ups, ini pasti karena kesalahanku.Â
Aku lupa mantra apa yang harus kubaca untuk mengembalikan baju Tarzan yang dikenakan Elvi.
***
Malang, 15 November 2019
Lilik Fatimah Azzahra