Aku terlonjak dari  telungkupku, menutup telinga yang gendangnya serasa mau pecah. Begitu juga Elvi.
"Su-ara apa itu?" Elvi bertanya cemas.
"Dinosaurus!" Aku menunjuk sosok besar yang berdiri di belakang Elvi. Cewek itu seketika menoleh dan terpekik.
"Tooolooong...!!! Ada dinosaurus! Bundaaaa...toloooong!!!" Elvi menjerit-jerit histeris seraya menubrukku.Â
"Cepat gunakan sihirmu, Dimas! Cepat! Aku mau pulang!" Berulang kali ia mengguncang-guncangkan lenganku. Sementara sang Dinosaurus mulai bergerak maju mendekati kami. Dentum langkahnya terdengar berat dan menakutkan.
"Dimas, cepat! Cepat gunakan sihirmu!" Elvi berteriak sekali lagi. Membuatku gugup.
"Tunggu Lovely, aku---aku lupa mantranya," Â dahiku berkeringat. Dan semakin berkeringat ketika melihat Elvi mulai menangis.Â
Aku berusaha mengingat-ingat mantra apa yang harus kuucapkan agar kami bisa kembali ke rumah Elvi.
"Balik! Aku pingin balik!" Elvi sesenggukan dengan tubuh terguncang hebat.
Balik?
Aih, iya. Aku ingat sekarang. Mantra ini seharusnya yang aku pergunakan!