Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lawang Sewu

23 Februari 2019   11:38 Diperbarui: 23 Februari 2019   12:08 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beib benar. 

Saat ini aku bukan sedang berada di sebuah stasiun. Tapi aku tengah berdiri di pusat sebuah bangunan yang sangat luas. Bangunan tua yang lengang dan terkesan--amat menyeramkan.

***

Mataku menyapu sekeliling. Ada banyak pintu berderet kokoh di hadapanku. Pintu-pintu itu dalam keadaan tertutup. Aku mencubit pipiku sendiri kuat-kuat. Terasa sakit. Hal itu menyadarkan bahwa aku sedang tidak bermimpi.

Yang jadi pertanyaan sekarang, bagaimana tiba-tiba aku bisa berada di tempat asing seperti ini? 

"Selamat datang di istanaku, Nyonya," sebuah suara berintonasi berat mengagetkanku. Seketika aku menoleh. Dan aku tak bisa lagi menyembunyikan rasa terkejut manakala tahu siapa yang baru saja bicara padaku.

Pria bermasker dan berkacamata hitam itu!

"Maafkan aku, Nyonya. Aku mengundangmu dengan cara yang tidak biasa. Dan aku sungguh merasa sangat tersanjung jika pada akhirnya dirimu bersedia datang memenuhi undangan istimewa ini," pria itu membungkukkan tubuhnya sedikit.

"Istanamu?" gugup aku mundur beberapa langkah.

"Ya. Istanaku. Kerajaan Lawang Sewu ini adalah milikku. Aku raja yang berkuasa di sini."

Mendadak aku teringat Beib. Apa kata dia jika mengetahui aku mengalami hal aneh seperti ini? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun