***
Kereta api berjalan dengan kecepatan stabil. Para penumpang banyak yang sudah tertidur lelap. Begitu juga dengan pria yang duduk tepat di hadapanku, yang wajahnya disembunyikan di balik masker dan kacamata hitam.
Tapi kemudian aku menyadari. Bahwa pria itu sebenarnya tidak tidur. Ia diam-diam mengawasiku.
Tiba-tiba saja rasa kantuk teramat berat menyerangku. Ditambah AC yang super dingin membuat tubuhku meringkuk dan otakku perlahan mulai kehilangan kesadaran.
Sepertinya aku tertidur cukup lama dan baru terbangun ketika seseorang menyentuh lembut pundakku.
"Sudah sampai di stasiun tujuan Anda, Nyonya." Seorang petugas berseragam biru muda tersenyum ke arahku. Aku bergegas meraba tas yang sejak tadi kubiarkan tergeletak di atas pangkuan. Kemudian, dengan mata masih mengantuk dan tubuh agak sempoyongan aku berjalan menuju pintu kereta yang sudah terbuka.Â
Di luar hari masih diliputi gelap. Aku mengeluarkan ponsel dari balik saku jaket. Menyalakannya dan mengamati sejenak waktu yang tertera di pojok kiri paling atas.Â
Pukul 01.15 WIB.Â
Aku baru saja berniat mematikan ponsel kembali ketika mendadak benda kecil di tanganku itu berdering.
Beib.
"Nis! Kau tidak mengaktifkan ponselmu. Ada apa?"