Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Satu Tempat Tanpa Kata Singgah

6 Juli 2021   19:20 Diperbarui: 6 Juli 2021   21:51 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perjalanan (sumber gambar: pixabay.com)

Kini kita berada di persimpangan. Bukan meredakan lelah kaki, atau berhenti memangkas resah perjalanan. Namun, meresapi aliran mimpi yang mengembara menelusuri nadi kehidupan.

Hari kemarin, hujan tak menawarkan senyuman. Butirnya berjatuhan mendesak barisan angan untuk dilupakan. Kemudian hanyut dan tenggelam dalam lamunan yang tak tergantikan.

Hari-hari sebelum kemarin, hujan seperti matahari dan rembulan. Datang dan perlahan menghilang dari keriuhan sisa harap yang keruh. Atau, hadir menemani isak tangis tertahan yang tak ingin menjauh

Mungki nanti, kita bertemu pada hari-hari tanpa kehadiran bulan dan matahari. Pada satu titik, di mana ingatan tak lagi melempar sauh, dan kenangan tak pernah menyerah untuk berlabuh.

Bergantian mengetuk pintu yang fana, di antara ribuan pintu yang sama. Satu tempat tanpa kata singgah. Tanpa rasa yang salah, dan asa yang kalah. Sebuah pintu pada titik yang kau sebut rumah.

Kini kita berada di persimpangan. Menelusuri jejak perjalanan, atau menanti satu kepastian. Kepergian.

Curup, 06.07.2021
Zaldy Chan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun