Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Dapur Ibu

17 Maret 2021   15:51 Diperbarui: 17 Maret 2021   16:06 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dapur (sumber gambar: pixabay.com)

"Enak, Nak?"

Ibu menatapku. Menunggu. Lidahku bersekutu dengan gigiku, memaksa perkedel jagung yang masih terasa hangat melewati tenggorokan. Akhirnya kupilih, menganggukkan kepala, dan mengajukan dua ibu jari milikku. Ibu tersenyum. Puas.

"Kau seperti ayahmu!"

 

Aku membalas senyum ibu. Bukan tanpa alasan, melakukan itu. Aku masih mengingat percakapan dengan ayah sambil berbisik di meja makan.

"Menurutmu, sup ayam tadi asin?"

"Sedikit! Tapi bilang Ayah jangan..."

"Bagus! Kau harus mengerti. Masakan ibumu, paling enak di dunia."

Malam itu. Tiga tahun lalu. Kukira ayah sengaja menunggu ibu membawa piring kotor ke dapur. Kemudian berbisik tentang masakan ibu. Tanpa ibu.

Dan, malam itu. Adalah makan malam terakhir ayahku.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun