Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Aku, Kau dan Kupu-kupu

19 November 2020   17:49 Diperbarui: 19 November 2020   21:42 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kupu-kupu (Illustrated by pixabay.com)

Aku salah menilaimu. Kukira, kepergian ayahmu akan membuat runtuh hidupmu. Seperti keindahan senja yang terlerai, usai kehilangan cahaya matahari. Pada hari ketiga setelah kepergian itu, kau hadir di hadapku.

"Biarkan aku meneruskan mimpi ayahku."

Mungkin kupu-kupu adalah bukti dari Tuhan. Bahwa siapa pun yang mampu melewati banyak kegelapan, akan menyajikan keindahan. Dan, kau kupu-kupuku.

***

"Pak! Eh, Mas..."

Kau melangkah ragu memasuki ruang tamu, ruang guru, sekaligus ruang kepala sekolah. Akhirnya kau menunggu di sisi pintu. Kulirik lengan tangan kananku. Hampir pukul satu siang. Aku tahu, kau mengajakku pulang.

"Udah pulang semua?"

Tak ada suara. Kau hanya anggukkan kepala. Wajahmu mengeja daun pintu yang bercat biru. Kau menunggu bersama bisu.

"Kenapa diam, kupu-kupu?"

Kau memilih berbalik badan. Perlahan, berjalan menjauh dari pintu. Menyembunyikan malu.

Malam tadi. Kujumpai ibumu. Meminta dirimu, menjadi istriku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun