Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen [IL] | Sebuah Rasa

29 Maret 2020   17:37 Diperbarui: 29 Maret 2020   20:08 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

"Aku mencintaimu, tapi bagaimana dengan dia?" Suara Michael terdengar pelan. Julianne, menatap lelaki di hadapnya, "aku juga mencintaimu. Aku benar-benar akan menyayangimu dengan sepenuh hati"

Layar laptop tak bergerak.  Dialog Julia Roberts dan Dermot Mulroney terhenti. Tak sengaja mataku membaca barisan kalimat, My Best Friend's Wedding -- Trailer. Sial! Kenapa download versi trailer? Shutdown!

***

Selama tiga hari bekerja dan berdiam di rumah, membosankan bagiku. Tapi tidak bagi Ecy. Bekerja di rumah adalah impian. Aku dan Ecy berteman karib sejak masa kuliah. Walau banyak yang bilang sebagai hubungan pertemanan yang aneh dan unik, karena banyaknya perbedaan antara kami berdua.

Aku menyukai aroma khas tepian pantai, atau aura mistis dan hempasan adrenalin saat menaklukkan puncak pegunungan. Ecy lebih memilih mengujungi taman bunga, perpustakaan kampus, atau menghabiskan waktu di rumah.

Aih, ada seribu satu perbedaan antara aku dan Ecy. Kecuali tentang Andi.

 ***

"Duduklah!"

Mata Andi menatapku penuh selidik. Kukira, sajian senyumanku gagal malam ini. Andi belum bergerak. Kuraih tangan Andi, mengajak duduk.

"Aku buat minum dulu!"

Tak menunggu jawaban, kutinggalkan Andi di beranda. Segera ke dapur meracik segelas kopi. Kebiasaanku, sebelum menghidangkan akan kucicipi. Usai menyakinkan rasa sesuai keinginan Andi, aku segera menemui Andi.

 "Kamu baik-baik aja, kan?"

Aku kembali mencoba tersenyum sambil anggukkan kepala. Kukira, kali ini berhasil. Andi menyandarkan tubuhnya ke kursi tamu. Memperbaiki posisi duduk, menghadapku.

Aku masih menyisir sebab kehadiran Andi malam ini. Tiga hari tak bertemu, kukira belum cukup menjadi alasan untuk kedatangan yang tiba-tiba. Kabut sunyi beranda segera lenyap, saat kudengar suara Andi.

"Kemarin, si Botak hubungi aku. Kenapa..."

"Tadi malam udah aku email! Kan, belum deadline?"

"Kau sudah mengerti si Botak, kan?"

Kuanggukkan kepala sambil berusaha menahan tawa. Si Botak adalah julukan buat supervisor divisi pemasaran. Tempat aku dan Andi tergabung.

Ruang-ruang kosong beranda, segera terisi penuh. Mulai dari membicarakan si Botak  yang cerewet tapi baik hati. Berlagak seperti bos, tapi royal dengan kolega di bawah naungannya. Hingga pindah tema pada target divisi tahun ini yang kemungkinan besar terimbas karena pandemic coronavirus.

"Kamu pasti bosan di rumah, kan?"

"Sangat!"

"Tapi aku..."

"Aku mengerti."

Seperti gelembung sabun yang terkena sengatan matahari. Begitu juga perubahan yang tersaji di beranda. Mata Andi lekat menatapku. Tangan kirinya menggenggam erat jemari tangan kananku.

"Apa kabar Ecy? Sehat, kan?"

Perlahan kulepaskan genggaman tangan Andi. Sembari tersenyum. Andi pasti mengerti caraku mengalihkan situasi.

"Kemarin, terkena flu! Tapi udah baikan!"

"Kamu musti menjadi suami siaga! Sudah tujuh bulan, kan?"

"Iya!"

Sunyi kembali menguasai beranda. Membiarkan penghuninya menikmati keheningan malam. Sekilas Andi menatap jam di tangannya, kemudian mengambil dan mereguk habis isi gelas berkopi. Aku hapal gerakan itu.

"Sudah hampir pukul sepuluh. Aku harus pulang!"

"Iya."

"Maafkan aku!"

"Jaga Ecy baik-baik!"

"Aku mencintaimu, Nis!"

"Aku tahu."


Curup, 29.03.2020

Zaldychan

Catatan : Kisah fiksi ini adaptasi dari lagu Agnes Mo "Sebuah Rasa".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun