Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Topeng-Topeng Pemimpin yang Miskin Integritas

14 Mei 2019   13:04 Diperbarui: 14 Mei 2019   22:47 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sangat tidak mudah mencari seorang pemimpin yang memiliki integritas yang hebat. Di tengah-tengah gelombang hoaks yang merajalela dimana-mana, sangat sulit untuk membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar. Bahkan yang tidak benar menjadi benar, dan yang benar menjadi tidak benar.

Tidak terkecuali, para pemimpin dan calon-calon pemimpin di negeri ini juga terlibat dan bahkan terjebak nan tenggelam habis-habisan dalam arus hoaks yang sangat dahsyat. Semuanya tampil gagah dengan keyakinan yang melebihi dirinya sendiri, padahal yang disampaikan "jauh dari kebenaran hakiki".

Proses Pemilu serentak 2019 yang sedang di jalani oleh republik ini, hingga tanggal 22 Mei nanti saat diumumkan hasilnya oleh KPU, setiap hari menjadi pertunjukan bahkan perang antar hoaks dengan hoaks. Lihat saja bagaimana salah satu Capres, gagahnya memproklamirkan berkali-kali dirinya menjadi pemenang dan merasa berhak menjadi RI-1 20119-2024 dengan data dan fakta yang tidak benar.

Akibatnya memang sangat fatal, karena semua pendukung juga ikut-ikutan membela habis-habisan kememangan si RI-1 ini. Rangkaian kisahnya sudah bisa di tebak, yaitu semua sumberdayanya akan diarahkan untuk "melibas" siapa saja yang mengganggu kemenangan semu itu.

Dalam suasana pemilu 2019, ini menyangkut soal calon pemimpin, Calon Presiden RI, yang harusnya mengedepankan apa yang disebut Integrity sebagai unsur sangat penting dan mendasar bagi seorang Leader, menjadi Pemimpin Nomor 1 dalam suatu Negeri.

Semua faham bahwa tidak bisa dipungkiri, didalam setiap aspek kehidupan ini, kita sangat bergantung pada integritas orang lain, dan orang lain melakukan juga tergantung pada integritas kita, jadi integritas sama dengan yang lain harus sama dan seimbang. Dan akan menjadi problem besar ketika ada diantara sesama kita itu yang tidak bisa dipercayai karena tidak jujur, dan bermain yang tidak diatas rel aturan dan hukum yang berlaku.

Tidak mudah lagi menemukan seorang pemimpin yang betul-betul memiliki integritas yang sangat kuat. Pada umumnya, yang ditampilkan oleh para pemimpin adalah dengan menggunakan topeng-topeng yang menutupi berbagai ketidakjujuran mereka dalam memimpin.

Brigette Hyacinth dalam artikel terbarunya berjudul Integrity Matters Most in a Leader (Mei 2019), mencatat terdapat 7 macam topeng yang sering digunakan oleh para pemimpin, yaitu:

  1. Orator: The Two Face mask
  2. Advocate: The 3 Musketeers mask
  3. Philanthropis: The Robin Hood mask
  4. Obdurat: The Iron Man mask
  5. Meek: The Mister Fantastic mask
  6. Proficient: The Phantom of the Opera mask
  7. Conformist: The Shape-Shifter mask

Topeng-1 adalah sebagai Orator atau The Two Face mask.

Pemimpin yang menggunakan topeng pertama ini disebut orator atau raja mimbar yang berapi-api dalam berpidato, bahkan kalau perlu memukul, melabrak dan menghancurkan mimbar saking bersemangatnya berorator. Tapi ingat sungguh-sungguh, mereka ini sebetulnya termasuk berlidah ganda.

Mereka bisa terdengar sangat persuasif dan sangat tulus dalam menyampaikan semua isi pikirian dan luapan hati yang terdalamnya. Perhatikan mulut dan bibir mereka begitu kuat yang terdengar sangat fasih dapat menyembunyikan karakter dasar yang sebenarnya dari diri mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun