Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Hati Perempuan (Bagian 8: Getar Cinta Lelaki Muda)

3 Maret 2020   11:01 Diperbarui: 3 Maret 2020   11:07 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

      Terdengar suara ketukan sendok pada mangkok menghasilkan denting yang nyaring pertanda tukang bubur sudah semakin dekat. Dini mengisyaratkan agar Khalisa segera menghadangnya karena dia pun akan segera pergi ke tukang lontong sayur di ujung gang. Pada saat itu dari kejauhan Khalisa melihat Romy sedang berjalan menuju pagar tempatnya berdiri.

      Ketika Romy sudah sejengkal dari hadapannya dia  mulai bersuara. "Hai  Romy..kok pagi banget sudah sampai sini?" sambutnya dengan tatapan terbagi antara Romy dan tukang bubur yang akan segera tiba.

      "Biar nggak terjebak macet lagi." Sahutnya tenang dengan tatapan lembut menyapu wajah Khalisa. "Mbak lagi nunggu tukang jual makanan ya?"

      "Iya. Kamu mau  burjo?"

      "Boleh, Mbak. Aku belum sarapan juga nih."

      Gerobak dorong tukang jual bubur kacang hijau sudah sampai di depan rumah. Khalisa menghentikannya dengan memesan dua magkok burjo yang menggunakan mangkok si penjual. Biasanya dia menggunakan mangkok Ibu kos yang diambil dari dapur tapi kali ini dia merasa tak perlu mangkok itu. Makan burjo bisa diselesaikan dengan cepat dalam kondisi perut kosong dan lapar di pagi hari. Apalagi ada Romy yang juga dituntut untuk segera menuntaskan makanannya  karena mereka akan segera pergi.

      "Pakai mangkok saya, Bu?" tanya tukang burjo merasa heran.

      "Iya, Bang. Nggak lama kok. Tunggu saja di pojok sana. Siapa tahu banyak juga yang mau beli."

       Baru saja Khalisa selesai bicara, terdengar langkah-langkah menuruni tangga dari lantai atas. Rinta dan Trinita turun dengan buru-buru. Menghampiri tukang bubur lalu memesan burjo seperti sudah kehilangan kontrol kesabaran. Sejenak keduanya memandang Khalisa yang tengah duduk berdua dengan Romy di teras rumah ibu kos. 

       "Ke sini  Ta,  Rinta !" panggil Khalisa. "Kenalkan ini Romy!"

       Sambil mengulurkan tangan bersalaman bergantian terdengar komentar Rinta yang membuat Romy tersipu , "Gebetan baru Bu Lisa ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun