Puisi Menyeduh Kesedihan
Acapkali doa yang diseduh tak kunjung luluh
Hingga membuat orang yang menyeduh kesedihan meminum air matanya
Sepasang mata liar berucap di ruang pengap
Apakah kita akan mengadu, mengapa harus singgah jika tak disuguhi?Â
Butir-butir debu berujar membujuk angin pilu
Mungkin memang benar tiada kesedihan yang sia-sia.
Hanya belum waktunya harapan tiba.
Waktu akan mengumpulkan remah-remahan kesedihan lalu menyusunnya
Menjadi permadani biru yang disinggahi kupu-kupu.
**
#PuisiMenyeduhKesedihan
#Fiksiana
#PuisiYuliyanti
#Klaten,31Agustus2025
#Tulisanke-650
#MenulisdiKompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI