Jangan pernah kau hinakan ketiadaan dan kemiskinanku
Aku hanya menjalani  takdir setelah semua aku langkah
Jangan pernah kau rendahkan, engkau pun sebenar tak pernah tinggi
Tak ada yang lebih tinggi dari hati yang suci
kepak burung terbang diangkasa raya, sayapnya adalah milik tanah
Kembali jatuh ketanah
Apalagi kau merayap dan makan tanah-tanah makam saudaramu
Tak lebih aku terbiasa mengikut irama daun dan dahan
Menahan beban dan deraan angin untuk bertahan
Tapi tahukah kau, sungguh daun riang sebelum terbang
Tak pernah sakit terhempas, karena angin memapahkan iman