Penguasa bersembunyi di balik tabirMencoba merengkuh bumi pertiwiMenebarkan pahit yang teramat perihMembisik bisu tentang kebenaranMenutup mata juga h
Rizal De LoesiePadahal,Perihal senja dan nyanyian bakau hanyalah misteriTentang memaknai,Dari nyala langit dan denting gitarmuSepanjang pantai berlump
-Petang kelabu-Saudaraku direlung dukaKini dia dan keluarga menatap tanpa berkedipLidah api dengan rakus melahap sampai kenyangSebuah gubuk yang malan
Oleh Ririn MufidahDokumen pribadiRona jingga hatiku mencintaimuPutih tulus rasa ini untukmuDirimu yang kutunggu tiap hitam malamkuLelapku memimpikanmu
Sumber: liputan6.comSuasana suram memenuhi hatiTatkala ujian selalu datang menghampiriBertubi-tubi hingga lupa akan diriMarah, aku marah pada Sang Pem
Melepas LaraBerdesih jiwa yang lara,Menatap langit derai air mata,Jalan tanpa henti, tak sampai jua,Hati meronta tanpa suara,Rindu mati berharap lepas
Biarlah malam mempergunjingkan waktu, karena ada kita. Kita yang diajari dari cahaya langit malam. Aku menunggumu dari belantara rimba sunyi. Bukan pe
Rizal De LoesieAda yang inginAda yang butuh puisiku luruhBagai es lilin di tangan gadis mungilYang berlari mengejar bayanganAda yang menikam-nikamdan
pixabay.comRizal De LoesieApakah rahasia airmataSeperti bulir-bulir embun di ujung malamYang membangunkan tiap kuncupMenarikan hijau pucuk-pucukSeirin
Teruntuk diri ku..Peluklah aku, ku mohon peluklah erat diri iniTutup rapat telingakuHapuskan tetes air mata iniTolongUsir jauh kesakitan yang kurasaka
pixabay.comAku membayangkan setumpuk rumahMembungkus luka memarDi wajah angin, di tirai sunyiKepada kelopak-kelopak saljuTerhempas keping jelaga diura
mungkin nanti jika ku tiada...baru kaupun merasakan...rasanya kehilangan..kini kau tertawa bersamanya..melupakan diriku.yang slalu mend
Ribuan serdadu mengepung kuBetapa besar rasa benci ku pada muHingga ku tak mampu menghapus jejak muSendu tiupan angin berlalu sisakan serpihan serpiha
DokpriSesak rasa di hati kian menghimpit nadiiRiak riak sunyi menyelip menari asik mengusik luka sesekali menyerkap menghampiriKu hamburi jalan p
DokpriRasa manis terlempar irama merengang terdengar samarNyaring kicau burung camar mengema dibalik tirai kamarPada kehampaan tirani yg ku hakimi tel
Barangkali kau merasa pilu beberapa hari ini tak kau jumpai kalimat-kalimat sajak yg merdu yang sengaja ku letakan di halaman muKarena kata-kata yang
Aku masih memanggang tubuh mu diantara panas api dusta muMelilit kencang dendam diantara mulut nista muAdakah gumpalan darah merajah terselip di wajah
Usai sudah rangkaian rasa yg ku pertahankan..Pupus sudah penantian yg ku tunggu di telaga pelabuhanSementara apa yg harus ku lakukan....!Luka harus ku
nilah cinta yg harus berakhir luka,penantian yg selama ini ku pertahankan hanya menemukan titik kebohonganApa yg harus ku lakukan sementara HARTA yg k