Mohon tunggu...
Yeni Sahnaz
Yeni Sahnaz Mohon Tunggu... Penulis - Junior

Seorang lansia yang senang bertualang di belantara kata-kata dan tidak suka pakai kacamata kuda dalam menyelami makna kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Reuni dan Ironi Kehidupan di Rangkasbitung

18 Maret 2018   23:40 Diperbarui: 21 April 2018   04:55 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Sesungguhnya kesederhanaan bukanlah hal yang mudah dilakukan karena akan menimbulkan banyak benturan dengan realita. Sikap hidup ini membutuhkan kearifan, konsistensi dan komitmen yang tinggi untuk dilaksanakan.

Seorang pahlawan dan juga Proklamator Kemerdekaan  Bung Hatta patut dijadikan panutan karena telah memberikan teladan kepada bangsa Indonesia dengan menerapkan pola hidup sederhana dalam kesehariannya dan bukan hanya dijadikan slogan belaka. Menurut Hatta, " Jiwa besar terletak dalam kesederhanaan," moto inilah yang dijadikan landasan hidupnya.

Mungkin kita tidak akan percaya kalau ternyata Bung Hatta saat tengah menjabat sebagai Wakil Presiden, pernah tak sanggup membeli sepatu idamannya hanya karena tabungannya tidak pernah mencukupi. Kalau saja Beliau mau memanfaatkan jabatannya seperti perilaku para pejabat saat ini; Apa yang tidak bisa dimiliki oleh mereka yang kerap memamerkan ketamakan di hadapan rakyat yang hidup dililit kemiskinan. Gunung, hutan, pulau, pesawat terbang?

Pada masa sekolah kita pernah berasumsi bahwa teman-teman yang prestasi akademisnya tinggilah yang kelak akan sukses di kemudian hari. Kita khilaf  ternyata ada faktor lain yang dibutuhkan dalam menata kehidupan. IQ bukanlah segala-galanya sebagaimana keyakinan yang selama ini kita anut. Seorang yang eksis di bidangnya dipastikan memiliki kecerdasan yang mendukung profesinya. Pada  tahun 1940 Harvard University telah melakukan penelitian terhadap 95 mahasiswa/wi yang memiliki kemampuan akademis tinggi. Setelah beberapa waktu kemudian diperoleh fakta hanya 20% yang berhasil dalam hidupnya; Lalu yang 80% bagaimana? Bukankah Havard adalah universitas yang sangat prestisius? 

Banyak tokoh yang patut dijadikan inspirasi karena kemampuannya dalam menggali potensi diri hingga bisa meraih kesuksesan dalam hidupnya meski diantaranya tidak sukses bersekolah :

Hee Ah Lee, seorang gadis dari Korea Selatan yang piawai memainkan piano meski memiliki keterbatasan pada fisik dan psikisnya. Ia hanya memiliki dua buah jari yang tumbuh tidak normal pada kedua lengannya serta kedua kakinya hanya sebatas paha. Bila kita mendengarkan kelincahan jemarinya di atas tuts piano saat memainkan karya komponis dunia seperti Chopin, Bethoven, Bach, Mozart dan lainnya sungguh tak akan menduga kalau pianisnya tidak memiliki jemari yang lengkap. 

Dunia medis sudah memvonisnya sebagai seorang penyandang down syndrome namun dengan gemblengan yang penuh kasih dari ibunya kini Ia telah menjadi seorang pianis handal dan telah melakukan konser di berbagai penjuru dunia. Sungguh suatu keajaiban...karena si gadis yang sangat ramah dan bersahabat ini sekarang tengah menempuh pendidikan di suatu perguruan tinggi.

Nawal el-Sadawi, seorang perempuan berkebangsaan Mesir yang aktif memperjuangkan hak-hak perempuan. Ia tidak saja cakap sebagai seorang dokter melainkan juga cakap dalam merangkai kata-kata. Berbagai buku telah ditulisnya untuk menyuarakan kepeduliannya terhadap ketidakadilan yang menimpa kaum perempuan Muslim di negaranya sendiri serta di berbagai negara lainnya. 

Penjara bukanlah tempat yang asing baginya karena Ia dianggap sangat berbahaya oleh berbagai pihak yang merasa terusik kemapanannya termasuk oleh pemerintahnya sendiri. Salah satu karyanya yang fenomenal dan telah diterjemahkan  lebih dari 30 bahasa termasuk bahasa Indonesia adalah "Perempuan di Titik Nol."

Thomas A. Edison, seorang ilmuwan yang saat SD sudah mengalami pelecehan oleh pihak sekolah karena dianggap tidak mampu menyerap pelajaran dengan baik. Vonis 'bloon' telah menyebabkannya dikeluarkan dari sekolah hingga ibunya yang arif berinisiatif untuk membimbing Edison di rumah menjalani Homeschooling. 

Edison muda selanjutnya banyak melakukan percobaan untuk mencipta berbagai peralatan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia diantaranya: mesin telegraf yang lebih modern, gramofon, proyektor film, lampu listrik dan masih banyak lagi karena ia seorang ilmuwan yang sangat produktif dengan memegang rekor 1093 hak paten atas namanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun