Mohon tunggu...
mort retardée
mort retardée Mohon Tunggu... Penulis

Menulis, membaca , rekreasi. Jika gagal jangan takut untuk mencoba kembali.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sampai bertemu dititk terbaik menurut Takdir

21 Juli 2025   22:03 Diperbarui: 21 Juli 2025   22:03 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dokumen Pribadi 

  Deretan Lilin Terpampang rapi seakan menerangi jalan kita  yang tak lagi sama.

Senyuman riang dan tawa indahmu,.kini sudah dibatasi oleh bongkahan batu dan serpihan Tanah, dan aku disini masih sibuk mencari makna dari kehidupan.

Mungkin Ragamu tak lagi ada, namun kenangan dan parasmu masih tersimpan rapi di relung hati ini. 

Baca juga: Redup

Mungkin kita tak lagi bisa bercanda atau sekedar berbasa-basi tentang kehidupan.

Namun aku sangat mematikan,saat dimana kita bisa berkumpul kembali dan bercerita seperti dahulu,. 

  Kini yang kubisa hanya menitipkan kata rindu lewat sang Pencipta.

    Semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu kembali dititik terbaik menurut Takdir.

Baca juga: Rumah

 

Baca juga: Kau Kembali

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun