Mohon tunggu...
yassin krisnanegara
yassin krisnanegara Mohon Tunggu... Pembicara Publik / Coach / Pengusaha

Dalam proses belajar untuk berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Horor

Sang Arsitek

30 Juni 2025   06:46 Diperbarui: 30 Juni 2025   07:12 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sang Arsitek & Sumber foto: Chatgpt

Asna berhenti menghantamkan kepalanya. Ia menoleh perlahan 180 derajat. Mustahil.
Ia tersenyum. Senyum yang sama dengan milik boneka itu.

Mala mulai tertawa. Tawa berat dan dalam. Suara pria tua dari perut gadis kecil.

Sesuatu telah mengambil alih.
Mereka hanya memanggil badai, tapi kini sedang menungganginya.

Guru agama membaca doa. Ayat-ayat suci tergagap. Tidak ada yang mempan.

Di tengah kekacauan, Dio menyentak Raffa ke sudut.

"Sudah cukup, Raf. Hentikan!"

Raffa menoleh. Matanya tidak kosong justru terlalu jernih. Terlalu sadar.
Ia tersenyum miring.

"Selesai?" katanya. "Ini baru saja dimulai, Arsitek."

Dio membeku.

Arsitek.
Kata itu hanya diketahui mereka berempat. Diucapkan dengan nada mengejek. Dingin.
Itu bukan lagi Raffa.

Mereka tak pernah membahas siapa yang pertama kali melempar ide itu di warung kopi pengap, antara rokok kretek dan kopi hitam, antara kebodohan dan keputusasaan.
Boneka itu mereka ambil begitu saja. Membawanya ke sekolah. Menganggapnya properti sandiwara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun