Cak Lontong:
"Oke, sekarang kita bahas solusi! Di masa depan, kapan AI sebaiknya mengambil keputusan, dan kapan manusia tetap harus pegang kendali?"
Prof. Hajo A. Reijers:
"AI harus digunakan untuk keputusan yang sifatnya berulang dan berbasis data. Misalnya, optimalisasi rantai pasokan atau prediksi tren pasar!"
Prof. Mathias Weske:
"Tapi untuk keputusan yang menyangkut strategi bisnis, inovasi, dan hubungan manusia, tetap harus ada peran manusia!"
Cak Lontong:
"Jadi AI bagus untuk hal-hal teknis, tapi kalau soal nego gaji sama bos, tetap manusia yang harus turun tangan?"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Haha! Tepat sekali! AI tidak bisa menggantikan negosiasi yang melibatkan emosi dan intuisi!"
Prof. Mathias Weske:
"Dan yang lebih penting, kita harus memastikan bahwa AI tetap diawasi oleh manusia agar tidak membuat keputusan yang merugikan!"
Kesimpulan Segmen 3: AI = Asisten, Bukan Bos!
Cak Lontong:
"Oke, dari segmen ini kita bisa simpulkan:
AI bisa membantu pengambilan keputusan yang berbasis data dan bersifat teknis.
AI tidak bisa menggantikan kreativitas, intuisi, dan negosiasi manusia.
AI harus diawasi manusia untuk menghindari keputusan yang bias atau tidak sesuai konteks.
Di masa depan, AI mungkin bisa jadi asisten terbaik, tapi belum tentu bisa jadi bos!"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Tepat! AI seharusnya membantu manusia, bukan menggantikan manusia!"
Prof. Mathias Weske:
"Dan BPM masa depan harus menggabungkan AI dengan kebijaksanaan manusia agar mendapatkan keputusan terbaik!"
Cak Lontong:
"Wah, luar biasa perdebatan kali ini! Di episode berikutnya, kita akan membahas Perang Koreografi vs. Orkestrasi -- Siapa yang Harus Memimpin dalam BPM? Jangan sampai ketinggalan, hanya di BPM Battle -- The Great Process Debate!"
Jingle BPM Battle
Episode 3: https://www.kompasiana.com/yaqinov/67d1971534777c6e095a5762/pilih-yang-salah-bisnis-anda-berantakan-bpmn-petri-nets-atau-epc?page=all