Cak Lontong:
"Jadi kalau ada krisis keuangan global, AI bisa malah error dan jawabnya '404 Decision Not Found'?"
Prof. Mathias Weske:
"Hahaha! Bisa jadi!"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Betul! AI itu bagus dalam pola yang sudah ada, tapi buruk dalam hal yang membutuhkan kreativitas dan intuisi!"
Round 2: Apakah AI Bisa Menggantikan Manajer?
Cak Lontong:
"Oke, pertanyaan selanjutnya: Apakah suatu hari nanti kita akan punya CEO AI?"
Prof. Mathias Weske:
"Secara teori, AI bisa mengelola perusahaan berbasis data, tapi CEO itu bukan hanya soal angka. Ada negosiasi, empati, dan pemahaman konteks sosial yang tidak bisa digantikan AI!"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Setuju! AI bisa membantu dalam pengambilan keputusan, tapi tetap butuh manusia untuk mengawasi!"
Cak Lontong:
"Jadi kalau CEO AI ada, dia tetap butuh 'asisten manusia' buat membantunya berpikir?"
Prof. Mathias Weske:
"Tepat! AI bisa memberikan rekomendasi berdasarkan data, tapi keputusan akhir tetap harus di tangan manusia!"
Cak Lontong:
"Wah, berarti AI itu kayak wakil kepala sekolah ya? Banyak aturan, banyak laporan, tapi tetap kepala sekolah yang bikin keputusan akhir?"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Haha! Bisa dibilang begitu!"
Kesimpulan Segmen 1: AI & Manusia Harus Bekerja Sama!
Cak Lontong:
"Baik, dari segmen ini kita bisa tarik kesimpulan:
AI bisa mengambil keputusan lebih cepat dan akurat, tapi hanya berdasarkan data yang tersedia.
AI tidak bisa menangani situasi yang benar-benar baru atau butuh intuisi.
CEO AI mungkin bisa ada, tapi tetap butuh manusia untuk mengawasi dan menyesuaikan keputusan!"