Prof. Hajo A. Reijers:
"Wah, ini pertanyaan yang menarik! Banyak perusahaan sudah mulai menggunakan AI untuk pengambilan keputusan!"
Prof. Mathias Weske:
"Betul! Tapi apakah kita benar-benar ingin dunia di mana semua keputusan diambil oleh AI?"
Cak Lontong:
"Nah, itu dia yang mau kita bahas! Mari kita mulai dengan skenario masa depan!"
Round 1: Skenario Masa Depan -- Jika AI Mengambil Alih Semua Keputusan
Cak Lontong:
"Oke, saya mau lempar skenario ke Profesor! Bayangkan tahun 2050, di mana semua keputusan bisnis diambil oleh AI. Apakah ini hal yang baik atau buruk?"
Prof. Mathias Weske:
"Kalau AI bisa bekerja dengan sempurna, itu bisa meningkatkan efisiensi secara drastis! Tidak ada keputusan emosional, semuanya berbasis data!"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Tapi kalau AI mengambil semua keputusan, kita kehilangan elemen manusia! Bagaimana dengan kreativitas? Bagaimana dengan empati dalam bisnis?"
Cak Lontong:
"Jadi kalau perusahaan hanya pakai AI, nanti wawancara kerja bisa begini:
'Selamat datang di wawancara. Berdasarkan analisis data Anda, Anda memiliki kemungkinan 83% untuk sukses dalam pekerjaan ini. Silakan lanjut ke tahap berikutnya.' Wah, dingin banget ya, Prof!"
Prof. Mathias Weske:
"Hahaha! Benar! Kalau semua diputuskan oleh AI, dunia bisnis bisa jadi terasa sangat mekanis!"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Dan AI juga bisa salah! Kalau data yang digunakan bias atau tidak lengkap, keputusan AI bisa lebih buruk daripada manusia!"
Cak Lontong:
"Jadi AI ini seperti murid yang pinter banget, tapi kalau salah sekali, bisa fatal ya?"
Prof. Mathias Weske:
"Tepat sekali! AI hanya sebaik data yang diberikan kepadanya!"