Selama pandemi, banyak orang percaya bahwa vaksin COVID-19 berisi microchip yang digunakan untuk mengontrol manusia. Meskipun ini telah dibantah berkali-kali oleh para ilmuwan, kepercayaan ini tetap menyebar luas, terutama di media sosial. Akibatnya, jutaan orang menolak vaksin, yang memperpanjang pandemi dan meningkatkan angka kematian.
Jika Keahlian Mati, Demokrasi Pun Ikut Mati
Nichols menutup bukunya dengan peringatan keras: jika kita terus membiarkan keahlian mati, maka demokrasi pun ikut mati.
Demokrasi membutuhkan warga yang terinformasi dengan baik, bukan sekadar orang yang percaya bahwa opini mereka sama berharganya dengan fakta ilmiah.
Para ahli punya tanggung jawab untuk terus berkomunikasi dengan masyarakat dan tidak hanya berbicara di dalam lingkaran akademik mereka sendiri. Tapi di sisi lain, masyarakat juga harus belajar untuk mendengar, bukan hanya mencari informasi yang sesuai dengan keyakinan mereka.
Akhirnya, menjadi cerdas bukan berarti tahu segalanya, tetapi tahu kapan harus percaya pada mereka yang memang tahu lebih banyak.
Jadi, lain kali kalau mau berdebat tentang sesuatu yang bukan bidangmu, mungkin ada baiknya bertanya: "Apakah saya benar-benar tahu ini, atau saya hanya merasa tahu?"
Perubahan Iklim dan Penolakan terhadap Sains
Meskipun 97% ilmuwan iklim sepakat bahwa perubahan iklim adalah akibat dari aktivitas manusia, masih banyak politisi dan masyarakat yang menolaknya. Mereka lebih memilih percaya pada opini yang mengatakan bahwa perubahan iklim adalah siklus alami, tanpa mempertimbangkan data ilmiah. Jika penolakan terhadap sains ini terus berlanjut, dampaknya bisa sangat merusak bagi masa depan planet kita.
Selamat berpikir, dan semoga kita semua selamat dari wabah sotoyisme global.
Referensi:
Nichols, T. (2024). The death of expertise: The campaign against established knowledge and why it matters. Oxford University Press.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI