Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Paradoks Politictainment KDM

6 Juli 2025   21:13 Diperbarui: 7 Juli 2025   07:17 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kang Dedi Mulyadi (KDM), Gubernur Jawa Barat | KOMPAS.COM/Andreas Lukas Altobeli

Jawa Barat itu luas: 35.377 km. Jumlah penduduknya 49,9 juta jiwa. Artinya, satu dari lima warga Indonesia ada di provinsi ini.

Lalu ada 200-an tambang galian C ilegal tersebar di 17 kabupaten/kota. (Data: ESDM Jabar, 2024)

Maka wajar jika publik bertanya: apakah cukup seorang gubernur hanya membuat konten sambil menyapa warga satu-satu, tanpa membenahi sistem birokrasi teknokratiknya?

Bisa kah tambang-tambang itu diawasi hanya dengan cara ngobrol dari pinggir jalan? Kita masuk ke teori klasik.

Max Weber, bapaknya teori birokrasi modern, sudah menjelaskan jauh-jauh hari bahwa birokrasi adalah sistem yang rasional, hirarkis, dan berbasis aturan tertulis. Tujuannya: efisiensi dan prediktabilitas.

"Birokrasi adalah mesin kekuasaan yang paling efisien sepanjang sejarah umat manusia."  (Weber, "Economy and Society", 1922/1978, hlm. 223)

Tapi Weber juga mengingatkan bahayanya: birokrasi akan gagal kalau pemimpinnya justru menggantikan sistem dengan personalisasi kekuasaan.

Maka, jika seorang gubernur lebih sibuk membangun citra pribadi ketimbang sistem, maka sistem itu akan mandek.

Herbert Simon, peraih Nobel Ekonomi 1978, dalam Administrative Behavior (1947), menegaskan: birokrasi bukan sekadar kumpulan pegawai.

Tapi jaringan keputusan yang sistematis, berbasis data, dan rasional. Kalau pemimpin tidak bicara dengan angka, maka ia bicara dengan angan.

Dan inilah yang harus disadari: Jawa Barat tidak bisa dikendalikan dengan jumlah followers. Tapi dengan jumlah inspektur tambang yang memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun